Jebolnya tanggul bendungan air di Kecamatan Padaherang, Kabupaten Pangandaran, membawa dampak besar terhadap aktivitas masyarakat setempat, khususnya para petani. Insiden ini menyebabkan ratusan hektar lahan persawahan terendam banjir, sehingga aktivitas pertanian lumpuh total. Di Desa Ciganjeng, misalnya, sekitar 420 hektar sawah milik petani terendam akibat air meluap dari Tunggilis setelah tanggul batas desa jebol. Para petani di wilayah ini sangat terpukul, karena banjir mengancam gagal panen dan menimbulkan kerugian ekonomi yang signifikan
Selain kerugian di sektor pertanian, jebolnya tanggul juga mengganggu kehidupan sehari-hari masyarakat. Banyak pemukiman, terutama di Dusun Mekar Asih, Desa Paledah, terancam terendam air jika tanggul kembali jebol. Warga mengaku sudah puluhan tahun menghadapi banjir musiman, namun intensitas dan dampaknya semakin parah setelah beberapa proyek tanggul dinilai kurang matang dalam perencanaan dan sosialisasi. Hal ini membuat warga semakin resah dan menolak keras segala upaya penjebolan tanggul sebagai solusi sementara, karena dianggap hanya akan memindahkan masalah ke wilayah lain
Persoalan ini juga memicu ketegangan antarwarga desa. Masyarakat Desa Maruyungsari, yang sawahnya terendam banjir selama dua tahun terakhir, sempat mengancam akan menjebol tanggul agar air mengalir ke Desa Paledah. Namun, warga Paledah menolak keras usulan tersebut karena khawatir lahan dan permukiman mereka kembali terendam. Konflik kepentingan ini membuat aktivitas masyarakat terganggu, baik dalam bertani maupun dalam kehidupan sosial sehari-hari
Pemerintah daerah bersama Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Citanduy telah bergerak cepat melakukan perbaikan tanggul dan berupaya mencari solusi jangka panjang. Upaya perbaikan tanggul dengan pemasangan giobag dan penguatan struktur dilakukan agar kejadian serupa tidak terulang. Namun, masyarakat berharap pemerintah segera menemukan solusi yang adil dan komprehensif, agar aktivitas pertanian dan kehidupan warga di Kecamatan Padaherang dapat kembali normal tanpa harus saling mengorbankan satu sama lain
