Penipuan berkedok pengobatan alternatif mulai menyasar kelompok ibu-ibu pengajian di berbagai daerah. Modus ini memanfaatkan pertemuan rutin yang bersifat kekeluargaan dan keagamaan untuk mendekati target secara perlahan dan meyakinkan.
Pelaku biasanya datang dengan penampilan rapi dan tutur kata yang santun. Mereka mengaku sebagai terapis, tabib, atau perantara pengobatan herbal. Dalam pertemuan pengajian, mereka sering ikut duduk dan berbaur, kemudian mulai menawarkan solusi atas berbagai keluhan kesehatan.
Tawaran yang diberikan terdengar sangat meyakinkan. Mereka mengklaim bisa menyembuhkan berbagai penyakit seperti darah tinggi, asam urat, kolesterol, hingga masalah spiritual. Obat-obatan yang dibawa dikemas menarik dan sering kali disertai testimoni palsu.
Setelah berhasil mendapatkan kepercayaan, pelaku mulai menawarkan produk dengan harga yang cukup tinggi. Tidak jarang, mereka menyarankan “pengobatan paket lengkap” dengan biaya tambahan untuk konsultasi, doa khusus, atau ritual tertentu.
Beberapa korban baru menyadari telah tertipu setelah mengonsumsi produk yang tidak memberikan hasil, atau bahkan menimbulkan efek samping. Ada pula yang mengalami kerugian materi cukup besar karena terus diminta membeli obat tambahan atau melakukan perawatan lanjutan.
Modus seperti ini memanfaatkan kepercayaan dan rasa kekeluargaan dalam lingkungan pengajian. Suasana yang akrab dan penuh empati justru dimanfaatkan sebagai celah oleh oknum yang tidak bertanggung jawab untuk melakukan aksi penipuan secara halus.
Ciri-ciri penipuan ini antara lain tidak adanya izin resmi atas produk yang ditawarkan, penjualan secara langsung di luar fasilitas kesehatan, dan tidak adanya transparansi mengenai bahan atau kandungan obat. Selain itu, pelaku juga kerap menghindar saat diminta bukti legalitas.
Masyarakat, khususnya kelompok ibu-ibu yang aktif dalam kegiatan sosial dan keagamaan, perlu lebih waspada terhadap tawaran pengobatan yang tidak jelas asal-usulnya. Jangan mudah percaya hanya karena pelaku tampil meyakinkan dan pandai berbicara.
Jika mengalami atau menyaksikan praktik mencurigakan seperti ini, sebaiknya segera melapor kepada pengurus lingkungan setempat. Pencegahan lebih baik daripada menyesal, apalagi jika menyangkut kesehatan dan keuangan pribadi.
Penipuan berkedok pengobatan yang menyasar kelompok ibu-ibu adalah bentuk kejahatan terselubung yang perlu diwaspadai. Dengan menjaga kehati-hatian, tidak mudah tergoda janji manis, serta mengecek legalitas produk, masyarakat dapat terhindar dari bahaya yang merugikan fisik dan materi.