Example floating
Example floating
Example 728x250
Sosial dan UmumSPKT

Modus Arisan Online: Uang Masuk, Admin Hilang

8
×

Modus Arisan Online: Uang Masuk, Admin Hilang

Sebarkan artikel ini
Example 468x60

Dalam budaya masyarakat Indonesia, arisan bukan sekadar kegiatan menabung atau berbagi rezeki, melainkan juga sarana mempererat hubungan sosial. Namun seiring berkembangnya teknologi, arisan pun turut berpindah ke ranah digital. Sayangnya, kemudahan ini juga membuka celah bagi pelaku kejahatan untuk menjalankan modus penipuan arisan online fiktif, yang kini semakin marak dan berisiko merugikan banyak orang.

Arisan online umumnya dijalankan melalui grup pesan instan atau media sosial. Modusnya terlihat sederhana: seseorang mengajak anggota untuk ikut dalam arisan berbasis sistem setor dan tarik secara bergilir. Besaran setoran dan jadwal pencairan ditentukan sejak awal, dan anggota dijanjikan keuntungan lebih cepat dari sistem arisan konvensional. Bahkan tak jarang, pelaku menambahkan iming-iming “bonus” bagi yang berhasil mengajak peserta baru.

CALL CENTER
Example 300x600
Kapolres Pangandaran

Namun di balik tampilan yang rapi dan sistematis, banyak arisan online ternyata tidak memiliki kejelasan hukum dan tidak transparan dalam pengelolaan dana. Setelah sejumlah anggota menyetor uang dalam jumlah besar, admin atau penyelenggara arisan mendadak menghilang. Grup dihapus, nomor tidak bisa dihubungi, dan tidak ada mekanisme pengembalian dana. Anggota yang belum menerima giliran pencairan akhirnya menjadi korban yang kehilangan uang tanpa ada jalur pemulihan.

Bahaya utama dari modus ini adalah rasa percaya yang dimanfaatkan secara sistematis. Karena konsep arisan identik dengan kepercayaan dan kedekatan, pelaku sering memposisikan dirinya sebagai teman, kenalan, atau bahkan anggota komunitas yang sama. Ini membuat korban lengah dan tidak melakukan verifikasi lebih dalam sebelum menyetorkan uang. Ketika kerugian terjadi, banyak korban yang merasa tertipu secara emosional dan enggan melapor karena malu atau takut dipersalahkan.

Modus arisan online fiktif juga kerap mengandung skema Ponzi, yaitu menggunakan dana peserta baru untuk membayar peserta lama. Di awal, proses berjalan lancar agar terlihat kredibel dan mengundang kepercayaan. Namun seiring waktu, ketika tidak ada lagi anggota baru yang masuk, dana berhenti berputar dan penipuan terungkap. Dalam banyak kasus, kerugian ditanggung oleh mayoritas peserta yang belum sempat menerima giliran pencairan.

Hal yang membuat penipuan ini semakin rumit adalah minimnya regulasi dan perlindungan hukum bagi kegiatan arisan digital. Karena tidak berbadan hukum dan umumnya dilakukan secara informal, proses hukum atas kerugian sering kali menemui jalan buntu. Penyelenggara yang kabur tidak meninggalkan jejak hukum yang jelas, dan korban kesulitan menuntut pertanggungjawaban secara legal.

Untuk menghindari menjadi korban arisan online bodong, masyarakat perlu meningkatkan literasi digital dan finansial. Jangan mudah tergiur oleh janji cepat kaya atau pencairan instan tanpa risiko. Selalu pastikan bahwa penyelenggara memiliki identitas yang jelas, menyusun perjanjian tertulis, dan melakukan pengelolaan dana secara transparan. Lebih baik lagi jika kegiatan arisan dikelola oleh badan resmi seperti koperasi atau komunitas terdaftar.

Selain itu, waspadai skema arisan online yang terlalu besar atau tidak masuk akal dari sisi ekonomi. Misalnya, setoran kecil dengan iming-iming pencairan berkali lipat dalam waktu singkat. Itu bukan arisan, melainkan jebakan. Masyarakat juga sebaiknya hanya mengikuti arisan bersama orang yang benar-benar dikenal secara langsung dan memiliki rekam jejak terpercaya.

Pemerintah dan lembaga keuangan perlu turun tangan untuk mengedukasi publik dan menyediakan kanal pelaporan yang ramah korban. Arisan digital bukan sesuatu yang salah, tetapi perlu dikelola secara benar dan etis. Tanpa pengawasan, celah ini akan terus dimanfaatkan oleh oknum untuk menjaring korban-korban baru setiap harinya.

Arisan seharusnya menjadi sarana kebersamaan dan saling membantu, bukan menjadi alat pemerasan terselubung. Jangan sampai semangat kolektif yang dibangun selama bertahun-tahun berubah menjadi luka karena satu momen kelengahan. Bijaklah dalam mengelola keuangan, dan selalu cek sebelum transfer.

Example 468x60
Example 120x600
Example 468x60

Komentar