Example floating
Example floating
Example 728x250
Sosial dan UmumSPKT

Penipu Gunakan Foto Pria Tampan untuk Tipu Perempuan

13
×

Penipu Gunakan Foto Pria Tampan untuk Tipu Perempuan

Sebarkan artikel ini
Example 468x60

Di dunia maya, siapa saja bisa menjadi siapa saja. Identitas bisa dipalsukan hanya dengan beberapa klik, dan foto-foto menarik bisa dengan mudah diambil dari internet. Salah satu modus penipuan yang belakangan ini marak adalah penggunaan foto pria tampan untuk menipu perempuan lewat media sosial dan aplikasi kencan. Dibalik wajah rupawan yang tampil di layar, tersembunyi niat licik untuk menguras emosi dan harta korban.

Modus ini sering disebut sebagai catfishing, di mana pelaku membuat profil palsu dengan menggunakan foto pria berpenampilan menarik—biasanya diambil dari akun milik model, selebritas asing, atau bahkan pengguna lain yang tidak tahu bahwa fotonya dicuri. Tujuannya jelas: menarik perhatian dan menciptakan ketertarikan secara visual dalam waktu singkat.

CALL CENTER
Example 300x600
Kapolres Pangandaran

Setelah koneksi awal terjalin, pelaku mulai membangun narasi dramatis yang menyentuh hati. Mereka mengaku sebagai pria mapan, berprofesi keren, dan sedang mencari cinta sejati. Tak jarang pula mereka menciptakan latar belakang pribadi yang penuh perjuangan—misalnya, duda beranak satu, bekerja di negara konflik, atau dalam proses pindah ke kota baru demi kehidupan yang lebih baik.

Dalam proses pendekatan, pelaku sangat lihai memainkan emosi. Mereka tahu cara membuat perempuan merasa dihargai, dicintai, dan diperhatikan. Komunikasi yang konsisten, kata-kata romantis, dan perhatian kecil setiap hari perlahan menciptakan ilusi bahwa hubungan tersebut nyata dan tulus. Korban mulai membuka diri, percaya, bahkan menggantungkan harapan emosionalnya.

Namun seiring waktu, situasi berubah. Pelaku mulai mengeluh tentang masalah keuangan yang tiba-tiba muncul—entah itu kecelakaan, dokumen penting yang tertahan, atau biaya pengobatan keluarga. Semua alasan itu disampaikan dengan bahasa penuh kesedihan dan permintaan tolong yang tampak mendesak. Korban, yang sudah terlanjur percaya dan jatuh hati, akhirnya tergugah untuk membantu secara finansial.

Banyak perempuan yang terjerat dalam modus ini tidak hanya mengalami kerugian materi, tapi juga trauma emosional yang dalam. Perasaan malu karena tertipu oleh wajah tampan dan kata manis membuat korban enggan melapor atau sekadar bercerita ke orang terdekat. Pelaku pun memanfaatkan rasa malu ini sebagai tameng agar korban tetap bungkam dan tidak melawan.

Penting untuk diingat bahwa foto di internet bisa dimanipulasi. Ketampanan atau kecantikan yang tampil sempurna bukan jaminan kebenaran. Pelaku penipuan tahu betul bahwa visual adalah senjata paling ampuh untuk menciptakan impresi positif dalam hitungan detik. Itulah mengapa banyak dari mereka memilih menggunakan foto menarik agar bisa memancing simpati atau rasa suka dengan cepat.

Agar tidak menjadi korban, masyarakat—terutama perempuan yang aktif di dunia digital—perlu membekali diri dengan kewaspadaan dan logika sehat. Jangan mudah percaya pada profil yang terlalu sempurna, apalagi jika mereka enggan melakukan panggilan video atau selalu menunda pertemuan langsung. Gunakan alat pencari gambar seperti reverse image search untuk memeriksa apakah foto yang digunakan benar-benar asli atau hasil curian.

Dunia maya menawarkan ruang luas untuk membangun relasi, tetapi juga menyimpan banyak jebakan. Di balik wajah tampan yang memikat, bisa saja tersimpan niat jahat yang mengincar lebih dari sekadar perhatian. Maka berhati-hatilah, karena tidak semua yang terlihat sempurna di layar adalah cerminan dari niat yang tulus.

Example 468x60
Example 120x600
Example 468x60

Komentar