Di zaman digital, aplikasi kencan telah menjadi jembatan populer untuk mempertemukan dua insan yang belum pernah bertatap muka. Banyak orang berharap menemukan pasangan hidup, teman bicara, atau cinta sejati melalui aplikasi ini. Namun harapan itu seringkali berubah menjadi penyesalan, terutama ketika hubungan yang dibangun dengan sepenuh hati ternyata berujung pada permintaan uang yang mencurigakan.
Modus ini biasanya dimulai secara manis dan santai. Pengguna menerima pesan dari seseorang yang terlihat menarik—baik dari sisi penampilan, pekerjaan, maupun cara berbicara. Komunikasi berjalan intens setiap hari, penuh perhatian dan kalimat manis yang membuat hati luluh. Tidak sedikit korban yang mengira telah menemukan sosok yang selama ini mereka cari.
Lambat laun, hubungan yang awalnya santai berubah menjadi serius. Pelaku mulai menggunakan kata-kata cinta, bicara tentang masa depan, bahkan mengajak korban untuk membayangkan hidup bersama. Hubungan terasa nyata, meskipun belum pernah sekalipun bertemu. Itulah kekuatan manipulasi yang digunakan: menciptakan ikatan emosional tanpa interaksi fisik.
Ketika kepercayaan telah terbentuk, pelaku mulai menebar umpan. Mereka mengarang alasan yang terdengar logis dan menyentuh hati: kehilangan dompet, biaya pengobatan mendadak, ingin membeli tiket untuk bertemu langsung, atau masalah keuangan keluarga. Semuanya disampaikan dengan nada tulus dan penuh tekanan emosional, membuat korban merasa terdorong untuk membantu.
Permintaan transfer uang pun dilontarkan. Jumlahnya bervariasi, kadang kecil untuk permulaan, namun perlahan meningkat. Dalam banyak kasus, korban merasa uang itu bukan sekadar bantuan, tapi bagian dari bentuk cinta dan kepercayaan. Sayangnya, setelah uang dikirim, pelaku mulai menunjukkan tanda-tanda menghindar—pesan jadi jarang dibalas, akun mendadak hilang, atau tiba-tiba memblokir komunikasi.
Banyak yang malu mengakui bahwa mereka telah menjadi korban. Penipuan semacam ini tidak hanya menguras uang, tetapi juga meninggalkan luka psikologis. Korban merasa tertipu oleh seseorang yang mereka pikir benar-benar peduli. Bahkan ada yang sulit percaya pada orang baru setelah pengalaman pahit itu.
Salah satu ciri yang patut diwaspadai adalah hubungan yang terlalu cepat menjadi intens. Bila seseorang yang baru dikenal lewat aplikasi kencan dalam waktu singkat sudah mengungkapkan cinta, menunjukkan rencana hidup bersama, atau mengajak untuk investasi bersama—itu adalah lampu merah. Apalagi jika pembicaraan mulai mengarah pada masalah keuangan.
Langkah bijak untuk mencegah penipuan ini adalah dengan tetap menjaga logika saat berinteraksi secara daring. Jangan mudah terbawa perasaan dan selalu verifikasi identitas lawan bicara. Jangan pernah mengirim uang kepada orang yang belum pernah ditemui secara langsung. Jika ragu, mintalah pendapat dari teman atau keluarga yang lebih objektif.
Penipuan lewat aplikasi kencan menunjukkan betapa teknologi bisa digunakan untuk menipu hati dan dompet sekaligus. Cinta memang indah, tapi di era digital, cinta juga bisa menjadi topeng bagi kejahatan. Maka bersikaplah cerdas dan kritis. Karena cinta sejati tidak akan pernah datang dengan permintaan transfer di akhir percakapan.