Example floating
Example floating
Example 728x250
Sosial dan UmumSPKT

Berkedok Donasi Bencana, Penipu Gerayangi Hati Dermawan

11
×

Berkedok Donasi Bencana, Penipu Gerayangi Hati Dermawan

Sebarkan artikel ini
Example 468x60

Ketika bencana alam melanda, solidaritas masyarakat Indonesia selalu jadi sorotan dunia. Ribuan orang bergerak cepat memberikan bantuan, mengirim donasi, dan menyebarkan informasi kemanusiaan. Namun, di tengah semangat gotong royong ini, muncul segelintir pihak yang memanfaatkan empati untuk kepentingan pribadi. Dengan berkedok donasi bencana, mereka menyusun modus penipuan yang menyentuh hati, namun berujung pada perampokan dana publik.

Penipuan semacam ini biasanya muncul sesaat setelah tragedi terjadi. Entah itu gempa bumi, banjir, longsor, atau kebakaran besar—pelaku bergerak cepat menyebarkan narasi menyentuh hati, disertai foto dan video memilukan, serta ajakan berdonasi sesegera mungkin. Mereka memanfaatkan emosi publik yang sedang tinggi, dan menargetkan orang-orang yang ingin segera menolong namun tidak tahu harus lewat jalur apa.

CALL CENTER
Example 300x600
Kapolres Pangandaran

Modus paling umum adalah membuat akun media sosial palsu atau situs donasi fiktif, lengkap dengan nama lembaga yang terdengar resmi dan nomor rekening pribadi. Mereka membagikan konten yang tampak kredibel: anak menangis di tengah puing, relawan yang terluka, atau warga yang kelaparan. Bahkan beberapa pelaku sengaja mengambil ulang konten dari organisasi kemanusiaan yang asli, lalu menambahkan ajakan donasi dengan rekening berbeda.

Ada pula yang menyasar langsung ke grup WhatsApp, Telegram, atau forum komunitas, dengan pesan pribadi berisi permintaan bantuan. Kalimatnya dibuat menyentuh, penuh rasa darurat, dan kadang mengaku sebagai korban bencana atau relawan yang sedang berada di lokasi. Mereka meminta uang tunai, sembako, atau bahkan logistik yang ujung-ujungnya tidak pernah sampai ke korban sebenarnya.

Yang lebih menyedihkan, ada pula pelaku yang mengaku dari lembaga besar seperti Palang Merah, Baznas, atau organisasi keagamaan, padahal tidak memiliki keterkaitan apa pun. Mereka menyalahgunakan nama baik lembaga tersebut untuk mendapatkan kepercayaan cepat dari masyarakat yang tidak sempat melakukan verifikasi.

Sayangnya, penipuan berkedok donasi ini sering kali luput dari perhatian aparat karena jumlahnya tersebar dan merata. Uang yang dikumpulkan mungkin “hanya” ratusan ribu hingga jutaan rupiah per individu, namun jika dikalikan dengan jumlah korban, maka kerugian kolektifnya sangat besar. Bukan hanya uang yang hilang, tetapi juga kepercayaan publik terhadap gerakan sosial.

Masyarakat perlu memahami bahwa niat baik saja tidak cukup saat berdonasi. Harus dibarengi dengan ketelitian dan verifikasi. Sebelum mentransfer dana, pastikan organisasi penerima benar-benar terdaftar, memiliki rekam jejak, dan terbuka dalam pelaporan keuangan. Hindari mengirim dana ke rekening pribadi, kecuali jika benar-benar mengenal penggalangnya secara langsung dan yakin kredibilitasnya.

Gunakan platform donasi resmi yang sudah diawasi dan memiliki sistem transparansi, atau salurkan bantuan melalui jalur pemerintah, lembaga sosial besar, atau komunitas lokal yang terverifikasi. Jangan terburu-buru mentransfer uang hanya karena diburu oleh rasa iba dan narasi menyedihkan. Penipuan paling licik memang sering menyentuh sisi kemanusiaan kita—itulah yang membuatnya ampuh.

Selain itu, bijaklah dalam membagikan ajakan donasi di media sosial. Jangan asal sebar tanpa cek fakta. Sekali saja kita ikut menyebarkan penipuan, maka kita berkontribusi memperluas jangkauan kejahatan tersebut. Edukasi digital harus menyertai empati sosial, agar bantuan yang kita niatkan benar-benar sampai kepada yang membutuhkan.

Penipuan berkedok donasi bencana adalah bentuk kejahatan yang paling keji, karena menyasar kebaikan hati manusia. Ia memutarbalikkan nilai kemanusiaan demi keuntungan pribadi. Karena itu, kesadaran dan kewaspadaan adalah senjata utama kita. Mari terus menolong sesama, tapi dengan akal sehat dan langkah yang bertanggung jawab.

Example 468x60
Example 120x600
Example 468x60

Komentar