Example floating
Example floating
Example 728x250
Sosial dan UmumSPKT

Tawaran Jadi Artis, Korban Diminta Transfer Uang Produksi

10
×

Tawaran Jadi Artis, Korban Diminta Transfer Uang Produksi

Sebarkan artikel ini
Example 468x60

Industri hiburan selalu punya daya tarik tersendiri. Bagi banyak orang, menjadi artis adalah impian besar—bukan hanya karena ketenaran dan penghasilan yang tinggi, tapi juga karena citra glamor dan pengakuan sosial yang menyertainya. Namun, di balik gemerlap layar kaca dan panggung pertunjukan, ada sisi gelap yang jarang disadari: penipuan berkedok tawaran jadi artis, yang menjebak korban dengan iming-iming ketenaran, lalu memaksa mereka mengeluarkan uang secara bertahap.

Modus ini biasanya dimulai dengan pendekatan melalui media sosial. Pelaku menghubungi target dengan mengaku sebagai talent scout, agen pencari bakat, atau bahkan produser dari rumah produksi ternama. Mereka menyampaikan bahwa korban memiliki “potensi”, “wajah menarik”, atau “aura bintang” yang cocok untuk dunia entertainment. Kata-kata yang digunakan sangat persuasif dan dirancang untuk memancing rasa percaya diri korban, terutama yang masih muda dan belum memiliki pengalaman di dunia hiburan.

CALL CENTER
Example 300x600
Kapolres Pangandaran

Setelah membangun kepercayaan, pelaku mulai memperkenalkan proyek fiktif: syuting iklan, sinetron, film indie, video klip, atau pertunjukan modeling. Korban dijanjikan akan mendapatkan peran utama atau eksklusif, lengkap dengan rencana tayang, nama kru, dan jadwal produksi. Namun, sebelum semuanya dimulai, korban diminta untuk menanggung sebagian “biaya produksi”, seperti pembayaran kostum, make-up artist, biaya lokasi, sertifikasi, atau bahkan “uang jaminan”.

Jumlah uang yang diminta bisa bervariasi, mulai dari ratusan ribu hingga puluhan juta rupiah. Pelaku mengemas permintaan tersebut dengan alasan “formalitas” atau “bagian dari komitmen awal”. Agar terlihat meyakinkan, mereka kadang mengirimkan dokumen kontrak palsu, proposal produksi, atau nomor rekening atas nama perusahaan (yang sebenarnya palsu atau dipinjam dari orang lain).

Setelah uang dikirim, pelaku terus mengulur waktu: menyebut syuting ditunda, kru belum lengkap, atau peralatan belum datang. Pada titik tertentu, komunikasi tiba-tiba terputus. Nomor korban diblokir, akun media sosial pelaku menghilang, dan semua janji tinggal angan-angan. Korban pun sadar bahwa mereka bukan sedang dalam perjalanan menjadi artis, melainkan telah tertipu dengan dalih yang sangat halus dan memikat.

Yang membuat modus ini semakin berbahaya adalah cara pelaku menyasar psikologis korban. Mereka menargetkan anak muda yang ambisius, percaya diri, namun belum cukup pengalaman menghadapi dunia bisnis hiburan yang kompleks. Mereka memanfaatkan celah antara mimpi dan logika, mendorong korban untuk bertindak cepat tanpa banyak bertanya atau memverifikasi kebenaran informasi.

Masyarakat perlu memahami bahwa dunia hiburan profesional tidak meminta pembayaran dari calon artis untuk mendapatkan peran. Jika memang ada proses seleksi atau casting, semuanya dilakukan terbuka, transparan, dan biasanya tidak dipungut biaya apa pun. Justru pihak produksi yang akan membayar artis, bukan sebaliknya.

Untuk menghindari jebakan ini, penting bagi siapa pun yang berminat meniti karier di dunia hiburan untuk mencari informasi dari sumber terpercaya. Waspadai jika ada ajakan mendadak, terlalu menjanjikan, atau meminta uang dengan alasan apa pun. Jangan mudah percaya hanya karena akun media sosial pelaku terlihat profesional—karena visual tidak selalu menjamin kredibilitas.

Sebagai langkah preventif, selalu minta bukti legalitas perusahaan atau rumah produksi. Verifikasi keberadaan mereka lewat situs resmi, nomor telepon tetap, atau asosiasi industri. Jangan ragu juga untuk berkonsultasi pada orang tua, guru, atau teman yang lebih paham soal dunia kerja.

Penipuan berkedok tawaran jadi artis adalah bukti nyata bahwa mimpi bisa dijadikan alat manipulasi, jika tidak diiringi kehati-hatian. Jangan sampai keinginan untuk bersinar di layar justru membawa kegelapan dalam hidup akibat ulah penipu. Karena dalam dunia nyata, kesuksesan tidak datang dari transfer uang, tapi dari kerja keras, jaringan yang sehat, dan jalur profesional yang benar.

Example 468x60
Example 120x600
Example 468x60

Komentar