Example floating
Example floating
Example 728x250
Sosial dan UmumSPKT

Polisi Imbau Masyarakat Tak Mudah Percaya Link dari Orang Tak Dikenal

14
×

Polisi Imbau Masyarakat Tak Mudah Percaya Link dari Orang Tak Dikenal

Sebarkan artikel ini
Example 468x60

Di era digital seperti sekarang, link atau tautan sudah menjadi bagian tak terpisahkan dari aktivitas daring. Setiap hari, masyarakat menerima berbagai link melalui aplikasi chatting, media sosial, atau email. Namun, di balik kemudahan itu, tersembunyi potensi ancaman yang sangat nyata: penipuan dan pencurian data melalui tautan jebakan. Itulah sebabnya aparat penegak hukum mengimbau masyarakat untuk tidak sembarangan mengklik link yang dikirim oleh orang tak dikenal.

Modus penipuan digital melalui link semakin canggih dan sulit dibedakan dari yang asli. Penipu menyamarkan tautan dengan tampilan menyerupai situs resmi, seperti bank, marketplace, atau layanan pemerintahan. Sekali saja korban mengklik dan mengisi data pribadi, informasi sensitif seperti nomor rekening, password, hingga OTP bisa langsung disedot oleh sistem yang mereka buat.

CALL CENTER
Example 300x600
Kapolres Pangandaran

Sering kali, link jebakan ini disamarkan sebagai promo menarik, hadiah gratis, undangan pernikahan, atau konfirmasi transaksi. Bahkan, beberapa pelaku menyamar sebagai teman atau keluarga korban, menyapa terlebih dahulu, lalu menyelipkan tautan. Jika korban lengah, satu klik saja bisa menjadi awal dari bencana digital—dari akun yang diretas hingga uang yang hilang tanpa jejak.

Oleh karena itu, polisi secara aktif mengingatkan masyarakat melalui berbagai media, mulai dari kampanye online, penyuluhan di sekolah, hingga pemasangan baliho. Inti pesannya sederhana namun penting: jangan pernah klik tautan yang tidak dikenal, bahkan jika dikirim oleh orang yang terlihat familiar. Selalu periksa keaslian pengirim, dan jika ragu, lebih baik abaikan.

Selain itu, masyarakat juga diminta mengenali ciri-ciri link berbahaya, seperti domain yang janggal, ejaan yang salah, atau format URL yang terlalu panjang dan membingungkan. Link resmi umumnya menggunakan domain terpercaya (.com, .co.id, .org) dan memiliki sertifikat keamanan (https://). Link mencurigakan bisa saja memakai huruf yang diganti angka, domain asing, atau menyisipkan kata-kata mendesak seperti “segera klik” atau “akun Anda akan diblokir”.

Penipuan melalui link ini juga tidak mengenal usia atau latar belakang. Anak muda, orang tua, bahkan pelaku usaha bisa menjadi korban. Bahkan dalam banyak kasus, penipu menggunakan link untuk memasang malware atau spyware, yang akan terus memantau aktivitas korban dan mencuri informasi setiap saat.

Meningkatkan literasi digital menjadi langkah pencegahan utama yang harus dilakukan oleh semua pihak, termasuk keluarga dan institusi pendidikan. Mengajarkan anak-anak untuk tidak sembarang klik tautan dan memberi pemahaman kepada orangtua tentang bahaya phishing bisa mencegah kerugian di kemudian hari. Selain itu, masyarakat juga perlu mengetahui prosedur melapor jika menjadi korban penipuan digital, agar pelaku bisa segera dilacak dan diproses hukum.

Peran polisi dalam mengedukasi dan memperingatkan masyarakat sangat penting. Namun, tanggung jawab terbesar tetap berada di tangan masing-masing individu. Dengan kewaspadaan, pengetahuan, dan kebiasaan berhati-hati, kita bisa menutup celah-celah yang dimanfaatkan oleh pelaku kejahatan digital.

Ingatlah, satu klik bisa membuka pintu bencana—tapi juga bisa dihindari dengan satu keputusan cermat: jangan klik link dari sumber yang tak dipercaya.

Example 468x60
Example 120x600
Example 468x60

Komentar