Dalam era belanja online yang semakin masif, masyarakat terbiasa menerima pesan dari jasa pengiriman yang menyertakan tautan pelacakan paket. Celah inilah yang dimanfaatkan oleh penipu digital dengan menyamar sebagai kurir pengantar. Mereka mengirim pesan melalui WhatsApp, SMS, atau email yang seolah-olah berasal dari perusahaan logistik ternama, lengkap dengan nama pengirim, nomor resi palsu, dan link pelacakan. Bagi banyak orang, pesan seperti ini tampak biasa saja dan tidak mencurigakan.
Namun yang tidak diketahui adalah bahwa tautan yang dikirim bukanlah link resmi dari perusahaan pengiriman. Sekali diklik, tautan itu mengarahkan pengguna ke situs tiruan yang dirancang sangat mirip dengan halaman asli perusahaan logistik. Di halaman tersebut, pengguna akan diminta memasukkan data pribadi seperti nama lengkap, alamat rumah, nomor HP, dan bahkan kadang-kadang kode OTP yang dikirimkan ke nomor mereka. Beberapa situs jahat ini bahkan akan meminta korban untuk mengunduh aplikasi pelacakan palsu.
Begitu informasi tersebut diberikan atau aplikasi palsu berhasil diunduh, penipu mendapatkan akses langsung ke perangkat korban. Mereka bisa mencuri data kontak, pesan, data keuangan, hingga mengakses aplikasi dompet digital. Dalam banyak kasus, aplikasi palsu yang dipasang akan secara diam-diam memantau aktivitas perangkat, mengambil alih kontrol penuh, dan bahkan menguras saldo rekening tanpa diketahui pemiliknya.
Modus ini sangat berbahaya karena menargetkan kebiasaan pengguna yang sudah terbentuk. Orang-orang terbiasa mengecek status paket mereka lewat tautan yang dikirimkan. Ketika tautan palsu menyamar dengan sangat meyakinkan, korban mudah terperdaya. Terlebih jika pesan dikirim dengan gaya bahasa yang formal dan mencantumkan nama perusahaan ternama seperti JNE, J&T, SiCepat, atau ekspedisi lainnya.
Para penipu juga memanfaatkan momen-momen tertentu seperti saat Harbolnas, musim belanja akhir tahun, atau saat ada diskon besar-besaran, di mana kemungkinan masyarakat menerima banyak paket secara bersamaan. Pada saat-saat seperti itu, kewaspadaan masyarakat cenderung menurun karena mereka memang sedang menanti banyak pengiriman. Modus ini menjadi semakin efektif karena dimainkan pada waktu yang tepat.
Pencegahan terbaik terhadap modus ini adalah dengan tidak sembarangan mengklik tautan dari nomor asing, meskipun mengatasnamakan perusahaan jasa kirim. Selalu pastikan link pelacakan dikirim dari sumber resmi, atau langsung buka aplikasi marketplace tempat barang dibeli. Jangan pernah mengunduh file APK dari sumber yang tidak dikenal, karena dapat menyusupkan malware berbahaya ke dalam ponsel.
Kepedulian terhadap keamanan digital perlu ditingkatkan, terutama pada kelompok usia yang rentan seperti orang tua atau pelajar yang baru mengenal belanja online. Literasi digital menjadi tameng utama untuk melindungi masyarakat dari modus penipuan seperti ini. Ke depan, perlu juga upaya lebih kuat dari penyedia jasa pengiriman dan marketplace untuk menyosialisasikan bentuk komunikasi resmi mereka agar masyarakat tidak mudah terkecoh.