Example floating
Example floating
Example 728x250
Sosial dan UmumSPKT

Percakapan Dihack, Penipu Kirim Pesan Seolah dari Korban

3
×

Percakapan Dihack, Penipu Kirim Pesan Seolah dari Korban

Sebarkan artikel ini
Example 468x60

Salah satu bentuk penipuan digital yang paling berbahaya dan sulit dideteksi adalah saat pelaku berhasil menyusup ke dalam percakapan pribadi. Dalam modus ini, penipu tidak hanya mencuri akses ke akun media sosial atau aplikasi perpesanan seseorang, tetapi juga mengamati dan meniru gaya komunikasinya. Setelah itu, mereka mulai mengirim pesan ke kontak-kontak korban, berpura-pura menjadi korban itu sendiri.

Kejahatan ini biasanya bermula dari keberhasilan pelaku mencuri kredensial akun korban — entah melalui phising, pencurian data, atau penggunaan kode verifikasi yang diberikan secara tidak sengaja. Begitu mendapatkan akses, mereka bisa melihat seluruh riwayat percakapan korban, termasuk relasi, gaya bahasa, dan detail-detail pribadi yang membuat mereka bisa berkamuflase dengan sangat meyakinkan.

CALL CENTER
Example 300x600
Kapolres Pangandaran

Setelah menguasai akun, penipu akan memilih target dari daftar kontak yang dianggap paling rentan. Mereka memulai percakapan dengan kalimat-kalimat wajar seperti “Halo, ini aku,” atau “Boleh minta tolong sebentar?” Karena pesan itu terlihat datang dari akun yang benar-benar dikenal dan menggunakan gaya penulisan yang sama, sebagian besar orang akan langsung percaya tanpa curiga.

Tak butuh waktu lama sebelum penipu mulai menyisipkan skenario penipuan. Biasanya berupa permintaan transfer uang untuk alasan mendesak: “Aku lagi butuh dana cepat, nanti aku ganti sore ini,” atau “Dompetku ketinggalan, bisa pinjamin dulu?” Bahkan dalam beberapa kasus, mereka mengirim file atau tautan yang terlihat seperti dokumen pribadi, padahal itu adalah jebakan digital.

Dampak dari modus ini sangat besar. Selain kerugian finansial yang bisa dialami oleh orang-orang terdekat korban, reputasi korban pun bisa tercoreng. Ia akan dianggap tidak bertanggung jawab karena seolah-olah telah meminjam uang dan tidak mengembalikannya. Lebih parah lagi, bila percakapan-percakapan lama yang bersifat pribadi disalahgunakan untuk mengintimidasi atau menyebarkan fitnah.

Untuk mencegah kejadian ini, langkah utama yang harus dilakukan adalah mengamankan akun pribadi dengan autentikasi dua faktor (two-factor authentication). Jangan pernah memberikan kode OTP atau data login kepada siapa pun, dan selalu waspada terhadap permintaan login yang mencurigakan. Selain itu, rutin mengganti password dengan kombinasi yang kuat dan tidak digunakan ulang di beberapa platform juga sangat disarankan.

Jika menyadari akun telah diretas, segera ambil alih kembali dengan proses pemulihan dari layanan aplikasi, dan beri tahu semua kontak agar tidak percaya pada pesan yang datang dari akun tersebut. Semakin cepat langkah ini diambil, semakin sedikit potensi korban yang tertipu.

Dalam kehidupan digital modern, kita harus menganggap data pribadi sebagai aset yang sangat berharga. Jangan pernah meremehkan pesan-pesan mencurigakan, bahkan jika tampaknya berasal dari orang yang sangat kita kenal. Prinsip utama yang harus dipegang: verifikasi langsung melalui panggilan atau tatap muka jika pesan berisi permintaan penting.

Modus penipuan ini membuktikan bahwa kejahatan tidak lagi hanya tentang pencurian fisik, melainkan pencurian identitas, kepercayaan, dan relasi antarindividu. Oleh karena itu, kesadaran akan keamanan digital bukan lagi pilihan, melainkan kebutuhan mendasar bagi siapa saja yang hidup di era internet.

Example 468x60
Example 120x600
Example 468x60

Komentar