Cerita tentang keluarga yang sedang menghadapi musibah, terutama penyakit serius seperti gagal ginjal, kerap menjadi alasan kuat untuk menggalang simpati dan donasi. Namun, cerita kemiskinan dan penyakit yang menyayat hati ini tidak jarang dimanfaatkan oleh penipu sebagai modus untuk menjerat korban. Salah satu skema yang cukup marak adalah penggunaan narasi tentang suami yang sakit gagal ginjal, yang diklaim membutuhkan biaya pengobatan besar dan segera.
Penipu menyebarkan kisah ini lewat pesan berantai di aplikasi pesan instan atau melalui media sosial. Mereka kerap melampirkan foto pasangan yang terlihat lemah atau berada di rumah sakit, lengkap dengan detail cerita tentang perjuangan sang istri merawat suaminya yang sedang sakit kritis. Narasi ini dibuat sangat emosional untuk memancing rasa iba dan empati siapa saja yang membacanya.
Setelah menarik perhatian, pelaku akan mencantumkan nomor rekening pribadi sebagai tempat pengumpulan donasi. Mereka memanfaatkan kepercayaan dan rasa kepedulian masyarakat yang ingin membantu agar segera mentransfer uang. Pelaku juga biasanya meminta korban untuk tidak memberitahukan permintaan bantuan ini ke pihak lain agar situasi tetap “pribadi” dan tidak menimbulkan kecurigaan.
Sistem ini sangat efektif karena menyentuh sisi kemanusiaan dan rasa solidaritas yang kuat di masyarakat. Namun, ironisnya, uang yang terkumpul tidak pernah digunakan untuk pengobatan pasien. Bahkan, tidak sedikit yang kasusnya berulang dengan cerita dan identitas yang berbeda, tapi pola penipuannya sama.
Bagi masyarakat, penting untuk tetap waspada dan tidak mudah tergoda oleh cerita menyedihkan tanpa melakukan verifikasi. Berikut beberapa tips agar tidak menjadi korban:
- Cek keaslian cerita melalui sumber resmi seperti rumah sakit atau organisasi sosial.
- Jangan langsung mentransfer dana ke rekening pribadi tanpa kepastian dan kejelasan identitas.
- Tanyakan kepada penggalang dana apakah ada laporan penggunaan dana yang transparan dan dapat dipertanggungjawabkan.
- Gunakan platform donasi yang resmi dan diawasi oleh lembaga terpercaya.
Membantu sesama memang penting, tapi harus dengan cara yang benar dan aman agar kebaikan kita tidak disalahgunakan. Jangan sampai niat tulus menjadi jalan bagi penipu untuk meraup keuntungan dengan mengorbankan rasa kemanusiaan. Bijaklah dalam menyalurkan bantuan agar tepat sasaran dan memberi manfaat nyata.
