Perkembangan pesat teknologi kecerdasan buatan (Artificial Intelligence/AI) menawarkan berbagai kemudahan dan inovasi. Namun, di balik kemajuan tersebut, muncul pula ancaman kejahatan siber baru yang dilakukan dengan memanfaatkan AI. Masyarakat diminta untuk lebih waspada dan berhati-hati terhadap potensi tindak kriminal yang semakin canggih ini.
Berbagai modus kejahatan AI kini telah teridentifikasi. Salah satunya adalah deepfake, teknologi yang memungkinkan pembuatan video dan audio palsu yang sangat sulit dibedakan dari aslinya. Video deepfake dapat digunakan untuk menyebarkan hoaks, melakukan penipuan identitas, hingga pemerasan. Baru-baru ini, beberapa tokoh publik telah menjadi korban deepfake yang disebarluaskan melalui media sosial.
Selain deepfake, AI juga dimanfaatkan dalam serangan siber yang lebih terarah dan berbahaya. Sistem AI mampu menganalisis kelemahan sistem keamanan dengan cepat dan digunakan untuk melancarkan serangan phishing yang lebih personal dan meyakinkan. Email phishing yang dibuat dengan bantuan AI terbukti lebih efektif dalam menipu korban karena dirancang sesuai dengan profil dan kebiasaan target.
Para ahli keamanan siber menegaskan bahwa kejahatan AI merupakan ancaman serius yang tidak boleh diabaikan. Masyarakat dihimbau untuk meningkatkan literasi digital dan lebih kritis terhadap informasi yang diterima. Verifikasi setiap informasi dari sumber yang terpercaya menjadi langkah penting untuk menghindari menjadi korban penipuan berbasis AI.