Narkoba dan kriminalitas adalah dua sisi tak terpisah, membentuk lingkaran setan yang sulit diputus. Kecanduan narkoba merusak fisik dan mental, sering mendorong pelaku kejahatan demi memenuhi kebutuhan zat adiktif. Ini menciptakan masalah sosial yang kompleks.
Ketergantungan narkoba butuh biaya besar. Pecandu tanpa dana terpaksa mencari cara ilegal, seperti pencurian, perampokan, penipuan, bahkan prostitusi, demi mendapatkan narkoba.
Individu yang terlibat peredaran narkoba—pengedar, kurir, bandar—otomatis melakukan tindak kriminal berat. Mereka sering terlibat jaringan kejahatan terorganisir yang sarat kekerasan dan pelanggaran hukum.
Jerat hukum bagi pelaku narkoba sangat tegas di Indonesia, diatur UU No. 35 Tahun 2009 tentang Narkotika. Sanksi pidana bervariasi dari penjara berat, denda miliaran, hingga hukuman mati untuk kejahatan terorganisir. Pemiskinan aset melalui UU TPPU juga diterapkan.
Dampak buruk hubungan narkoba dan kriminalitas meluas. Tingkat kriminalitas tinggi menciptakan rasa tidak aman, mengganggu ketertiban. Aparat harus mengerahkan sumber daya ekstra, sementara masyarakat menanggung kerugian.
Memutus lingkaran setan ini butuh pendekatan multi-sektoral. Pemberantasan jaringan narkoba harus digencarkan, dan program rehabilitasi komprehensif bagi pecandu sangat penting. Edukasi dan pencegahan dini juga krusial untuk membentengi generasi muda dari jerat narkoba.
