Pangandaran, 06 Maret 2025 – Kasus dugaan kekerasan terhadap anak di bawah umur yang ramai di media sosial pada akhir Februari lalu, akhirnya mencapai titik penyelesaian. Pada Kamis, 6 Maret 2025, sekitar pukul 19.00 WIB, dilakukan mediasi dengan metode diversi antara pihak terlapor dan korban. Proses mediasi ini bertujuan untuk menyelesaikan permasalahan yang timbul akibat insiden penganiayaan yang terjadi pada Sabtu, 22 Februari 2025, di Pesisir Pantai Barat, Desa Pananjung, Kecamatan Pangandaran, Kabupaten Pangandaran.
Dalam kasus ini, terdapat empat orang yang diduga sebagai pelaku penganiayaan, yakni DR, WS, RN, dan ES. Sementara itu, korban berinisial RM, seorang pelajar yang berasal dari Cilacap. Kejadian bermula dari kecemburuan yang dilakukan oleh pelaku terhadap hubungan korban dengan seorang perempuan bernama Bianka.
Pelaku mengajak korban untuk bertemu dengan alasan untuk bermain. Namun, setelah bertemu, pelaku langsung menyerang korban dan memukulnya secara bergantian bersama teman-temannya. Setelah penganiayaan itu terjadi, korban bersama teman-temannya berencana untuk pulang, namun mereka memutuskan untuk beristirahat sejenak di tepi jalan. Pada saat itu, teman-teman pelaku mendekati korban dan memaksa untuk membuat video permintaan maaf yang ditujukan kepada grup berandalan motor yang bernama “GAZA”.
Polsek Pangandaran menerima laporan terkait kejadian ini, Dengan bukti video di media sosial. Pihak kepolisian segera mengamankan barang bukti, termasuk pakaian yang dikenakan oleh pelaku dalam video yang tersebar, serta pakaian bertuliskan “GAZA”. Pihak kepolisian juga telah mencatat identitas para saksi dan melakukan pemeriksaan terhadap terlapor.
Untuk mengakhiri permasalahan ini, dilakukan mediasi antara kedua belah pihak, yang masing-masing didampingi oleh keluarga. Sebagai bagian dari penyelesaian, pihak terlapor membuat video permohonan maaf kepada korban dan keluarganya. Selain itu, surat pernyataan juga dibuat, yang menyatakan bahwa keluarga korban tidak akan membawa kasus ini ke pengadilan. Dalam langkah lebih lanjut, pihak pelapor juga membuat video dan surat pernyataan untuk keluar dari grup berandalan motor “GAZA”.
Dengan adanya mediasi ini, diharapkan kedua belah pihak dapat menyelesaikan masalah dengan cara damai dan menghindari eskalasi lebih lanjut. Proses ini juga menunjukkan upaya kepolisian dalam melakukan penyelesaian secara bijak dan mengedepankan perdamaian antara korban dan pelaku.
Pihak kepolisian akan terus memantau perkembangan kasus ini dan mengambil langkah sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
luar biasa polisi pangandaran ajib