Pangandaran, 14 Mei 2025 – Masyarakat diimbau untuk semakin waspada terhadap upaya pengambilan data pribadi melalui aplikasi dan situs palsu yang marak beredar di internet. Serangan siber dengan modus pencurian data pribadi (phishing) kini semakin canggih dan sulit dibedakan dari layanan digital resmi.
Menurut Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN), kasus pencurian data pribadi di Indonesia terus meningkat sepanjang tahun 2024 hingga awal 2025. Pelaku kejahatan siber kerap menyamar sebagai layanan keuangan, e-commerce, atau instansi pemerintahan untuk mengelabui korban agar memberikan informasi pribadi seperti nomor KTP, password, kode OTP, hingga data rekening bank.
“Kami mengimbau masyarakat untuk selalu berhati-hati dalam mengakses tautan yang dikirim melalui SMS, email, atau media sosial, terutama yang meminta data pribadi atau finansial. Pastikan hanya mengakses situs resmi dan unduh aplikasi dari toko aplikasi terpercaya,” ujar juru bicara BSSN, Rina Wijayanti.
Modus yang umum digunakan antara lain mengirimkan link palsu yang menyerupai situs asli, menawarkan hadiah atau undian palsu, serta aplikasi tiruan yang mengandung malware.
BSSN juga mengingatkan masyarakat untuk segera melaporkan jika merasa telah menjadi korban pencurian data ke pihak berwenang, seperti kepolisian atau layanan pengaduan Kominfo.
Untuk mencegah kejahatan siber, masyarakat disarankan untuk:
- Mengaktifkan fitur autentikasi dua langkah (2FA) pada akun penting.
- Tidak membagikan data pribadi kepada pihak yang tidak dikenal.
- Memastikan alamat situs yang dikunjungi diawali dengan “https://”.
- Rutin memperbarui perangkat lunak dan antivirus di perangkat yang digunakan.
Pemerintah dan lembaga terkait terus mengembangkan sistem keamanan dan edukasi digital guna melindungi masyarakat dari ancaman siber yang kian kompleks.