Example floating
Example floating
Example 728x250
Sosial dan UmumSPKT

Klik Link, Uang Hilang: Penipuan Lewat SMS Masih Marak

122
×

Klik Link, Uang Hilang: Penipuan Lewat SMS Masih Marak

Sebarkan artikel ini

Meski dianggap teknologi lama, pesan singkat atau SMS masih sering digunakan oleh pelaku kejahatan digital sebagai alat untuk melancarkan aksi penipuan. Salah satu modus yang paling umum adalah pengiriman tautan atau link berbahaya kepada calon korban. Sekali klik, bukan hanya data pribadi yang terancam, tetapi juga dana di rekening atau dompet digital bisa raib dalam hitungan menit.

Modus ini biasanya diawali dengan SMS yang tampaknya berasal dari instansi resmi seperti bank, perusahaan pengiriman barang, hingga lembaga pemerintahan. Pesan yang dikirim berisi informasi mendesak, misalnya tagihan belum dibayar, paket tertahan, atau verifikasi akun. Di dalamnya disisipkan sebuah tautan pendek yang mengarah ke situs palsu.

CALL CENTER
Example 300x600
Kapolres Pangandaran

Korban yang merasa panik atau penasaran kemudian mengklik tautan tersebut tanpa berpikir panjang. Begitu membuka halaman yang dimaksud, mereka diminta memasukkan informasi sensitif seperti username, password, nomor kartu ATM, atau kode OTP. Dalam banyak kasus, tampilan halaman sangat mirip dengan situs asli, sehingga tidak menimbulkan kecurigaan.

Begitu data dimasukkan, pelaku segera menggunakannya untuk membobol rekening atau akun digital korban. Dalam beberapa menit, saldo bisa dikuras habis tanpa bisa dihentikan. Parahnya lagi, karena korban yang secara sukarela memasukkan data, pihak bank atau penyedia layanan digital biasanya tidak bisa mengembalikan dana tersebut.

Meskipun berbagai imbauan telah disampaikan oleh lembaga resmi, nyatanya masih banyak masyarakat yang tertipu karena link palsu di SMS. Ini menunjukkan bahwa edukasi digital masih perlu terus digencarkan, terutama kepada kelompok usia lanjut atau masyarakat yang belum terbiasa menggunakan teknologi.

Bentuk penipuan ini memang sederhana, tapi daya rusaknya sangat besar. Pelaku hanya membutuhkan sedikit informasi untuk bisa mengakses dana korban. Apalagi jika korban tidak mengaktifkan fitur keamanan tambahan seperti verifikasi dua langkah, maka akses terhadap akun akan semakin mudah.

Selain tampak seolah dari bank, penipuan lewat SMS juga bisa menyamar sebagai pengumuman undian, pengiriman hadiah, atau lowongan kerja. Bahkan beberapa pelaku menyisipkan link ke aplikasi yang jika diunduh, akan menyusupkan malware ke dalam perangkat korban. Dari situ, seluruh aktivitas dan data di ponsel bisa dimata-matai.

Untuk mencegah menjadi korban, masyarakat harus lebih selektif dalam membuka pesan dari nomor tak dikenal. Hindari mengklik link secara sembarangan, terutama jika tidak jelas sumbernya. Bila ragu, sebaiknya langsung hapus SMS tersebut atau laporkan ke pihak berwenang.

Di tengah kemajuan teknologi, penipuan dengan cara sederhana seperti ini tetap bisa menjebak banyak orang. Hal ini membuktikan bahwa kecanggihan sistem belum tentu bisa menggantikan pentingnya kehati-hatian pribadi. Maka dari itu, waspada dan teliti menjadi kunci utama dalam menjaga keamanan digital.

Jangan sampai klik yang tampak sepele berubah menjadi awal dari kerugian besar. Lebih baik mengabaikan pesan mencurigakan daripada menyesal karena tergesa-gesa. Dalam dunia digital, perlindungan terbaik selalu dimulai dari diri sendiri.

Example 468x60

Komentar