Example floating
Example floating
Example 728x250
Sosial dan UmumSPKT

Penipu Gunakan Nomor Palsu dengan Nama Kontak Teman Anda

151
×

Penipu Gunakan Nomor Palsu dengan Nama Kontak Teman Anda

Sebarkan artikel ini

Di tengah kecanggihan teknologi komunikasi saat ini, kejahatan digital juga ikut berkembang semakin rumit. Salah satu modus penipuan terbaru yang kian marak adalah penggunaan nomor palsu yang muncul di ponsel dengan nama kontak teman atau keluarga Anda. Taktik ini membuat korban lengah dan percaya bahwa yang menghubungi mereka benar-benar orang yang dikenal, padahal itu adalah jebakan dari pelaku kejahatan siber.

Penipuan ini dikenal dengan istilah “spoofing” atau penyamaran nomor,” di mana pelaku menggunakan aplikasi atau layanan tertentu untuk mengelabui sistem identifikasi nomor. Hasilnya, nama yang muncul di layar ponsel korban adalah “Ibu”, “Adik”, “Pak RT”, atau “Teman Kantor”, padahal sebenarnya itu adalah nomor lain yang telah dimanipulasi. Pelaku memanfaatkan data dari berbagai sumber, termasuk kemungkinan kebocoran kontak dari aplikasi yang tidak aman atau hasil peretasan.

CALL CENTER
Example 300x600
Kapolres Pangandaran

Begitu korban mengangkat telepon atau menerima pesan, pelaku langsung memainkan peran sebagai orang yang dikenalnya. Mereka berbicara dengan gaya akrab, kadang menggunakan sapaan atau istilah pribadi yang umum dipakai dalam keluarga atau pertemanan. Hal ini membuat korban tidak berpikir dua kali dan langsung percaya bahwa mereka sedang berbicara dengan orang terdekatnya.

Biasanya, permintaan segera menyusul. Mulai dari permintaan untuk meminjam uang karena darurat, permintaan transfer untuk keperluan mendadak, hingga permintaan OTP atau login ke akun tertentu. Semua disampaikan dengan nada terburu-buru dan panik, seolah situasinya sangat genting dan harus ditanggapi saat itu juga. Dan karena korban merasa itu berasal dari orang yang dikenal, mereka pun menurut.

Yang membuat modus ini sangat berbahaya adalah kesannya yang sangat personal dan familiar. Korban merasa bahwa tidak mungkin orang terdekatnya menipu, apalagi saat namanya muncul di layar ponsel. Di sinilah letak kekeliruan besar yang dieksploitasi oleh pelaku.

Dalam beberapa kasus, pelaku bahkan menggabungkan teknik ini dengan peretasan akun media sosial. Mereka menyamar menjadi korban, lalu mengirim pesan ke kontak-kontak terdekat dengan narasi serupa: “Saya butuh bantuan, tolong transfer dulu, nanti saya ganti.” Karena tampaknya berasal dari akun asli dan nomor asli, orang yang menerima pesan akan langsung merespons tanpa verifikasi lebih lanjut.

Fenomena ini menunjukkan bahwa tidak cukup hanya menyimpan nama di kontak sebagai tanda kepercayaan. Di era sekarang, nama bisa dimanipulasi, nomor bisa disamarkan, dan data pribadi bisa digunakan untuk memperdaya. Korban dari modus ini pun datang dari berbagai latar belakang: mahasiswa, pekerja kantoran, ibu rumah tangga, bahkan orang tua lanjut usia.

Langkah pencegahan yang bisa dilakukan adalah selalu melakukan verifikasi dua arah. Jika mendapat pesan atau telepon dari nomor yang mencurigakan meski namanya familiar, segera hubungi nomor lama orang tersebut atau gunakan aplikasi pesan lain untuk memastikan. Jangan pernah mengirimkan uang atau data pribadi hanya karena seseorang “mengaku” sebagai teman atau saudara, apalagi jika disampaikan secara mendesak dan penuh tekanan.

Perlu juga untuk membiasakan menggunakan fitur keamanan tambahan di aplikasi pesan dan media sosial, seperti autentikasi dua langkah (2FA), serta secara berkala mengganti kata sandi dan mengecek perangkat yang terhubung. Hindari memberikan izin akses kontak secara sembarangan kepada aplikasi yang tidak jelas kegunaannya.

Pihak operator seluler dan penyedia layanan digital diharapkan turut serta menanggulangi penyalahgunaan teknologi seperti ini dengan memperketat sistem validasi nomor dan memberikan edukasi masif kepada pengguna. Kampanye literasi digital yang berfokus pada teknik penipuan semacam ini juga perlu diperluas ke sekolah, tempat kerja, hingga komunitas-komunitas masyarakat.

Karena di era digital, kepercayaan bukan hanya soal siapa yang menelepon, tetapi bagaimana Anda memverifikasi bahwa itu benar-benar mereka. Satu detik kesalahan bisa menyebabkan kerugian besar, dan rasa sesal yang tidak mudah hilang.

Example 468x60

Komentar