Penipuan dengan modus jasa servis elektronik rumah kini semakin marak terjadi, seiring meningkatnya kebutuhan masyarakat akan perbaikan perangkat seperti AC, kulkas, televisi, hingga mesin cuci. Modus ini memanfaatkan ketidaktahuan konsumen dalam hal teknis dan kesulitan mencari teknisi terpercaya. Pelaku biasanya berpura-pura sebagai teknisi profesional, menawarkan jasa servis dengan harga murah, tetapi ujung-ujungnya hanya merugikan pemilik rumah. Tidak hanya menyebabkan kerusakan yang lebih parah, korban juga seringkali mengalami kerugian finansial cukup besar.
Biasanya, penipuan ini bermula dari iklan di media sosial, selebaran di perumahan, atau hasil pencarian acak di internet. Iklan mereka dibuat sedemikian menarik, mencantumkan harga servis murah, penanganan cepat, dan mengklaim punya teknisi berpengalaman. Ketika dihubungi, pelaku akan merespon dengan cepat, menunjukkan kesan profesional, dan langsung bersedia datang ke rumah. Namun begitu sampai di lokasi, mereka mulai menunjukkan tanda-tanda mencurigakan, seperti mendiagnosis kerusakan yang berlebihan atau menyarankan penggantian komponen mahal tanpa penjelasan teknis yang jelas.
Dalam banyak kasus, pelaku meminta uang muka atau pembayaran penuh sebelum servis dilakukan. Setelah itu, mereka bisa saja kabur tanpa kembali, atau melakukan servis palsu yang tidak menyelesaikan masalah. Bahkan ada yang justru menyebabkan kerusakan baru agar konsumen mengeluarkan biaya lebih banyak. Jika korban mulai curiga dan menolak membayar, pelaku bisa bersikap agresif atau mengancam, menciptakan tekanan psikologis yang membuat korban terpaksa membayar.
Lebih parahnya lagi, beberapa penipu memanfaatkan kesempatan untuk melakukan pencurian saat berada di dalam rumah korban. Ada laporan di mana pelaku mencuri barang berharga, memata-matai rumah, atau bahkan kembali di kemudian hari untuk mencuri dengan alasan kunjungan ulang servis. Ini menunjukkan bahwa penipuan berkedok teknisi servis bukan hanya masalah ekonomi, tetapi juga menyangkut aspek keamanan pribadi dan keluarga di dalam rumah.
Untuk menghindari modus ini, penting untuk hanya menggunakan jasa servis dari penyedia resmi atau teknisi yang sudah punya reputasi baik. Jangan mudah tergiur oleh harga servis yang sangat murah atau promosi yang terlalu bagus untuk jadi kenyataan. Lakukan pengecekan terlebih dahulu, seperti membaca ulasan pelanggan di internet, meminta rekomendasi dari teman atau tetangga, dan memastikan bahwa kontak teknisi benar-benar terverifikasi.
Selain itu, pastikan untuk mencatat semua informasi teknisi sebelum mereka masuk ke rumah, termasuk nama lengkap, nomor telepon, serta identitas usaha jika ada. Jangan memberikan akses bebas ke seluruh rumah, dan pastikan selalu ada orang lain yang menemani saat proses servis berlangsung. Jika memungkinkan, gunakan CCTV atau kamera ponsel untuk merekam proses perbaikan, sebagai bentuk dokumentasi dan perlindungan diri.
Dalam situasi ketika servis memang dibutuhkan segera, ada baiknya menghubungi langsung pusat layanan resmi dari merek produk yang digunakan. Banyak produsen besar menyediakan layanan pelanggan 24 jam dan teknisi resmi dengan pelatihan khusus. Meskipun harganya sedikit lebih tinggi dibandingkan teknisi tidak resmi, keamanan dan kejelasan layanan jauh lebih terjamin.
Jika kamu merasa telah menjadi korban penipuan berkedok servis elektronik, jangan ragu untuk segera melaporkannya. Dokumentasikan semua bukti, seperti struk palsu, percakapan, dan identitas pelaku, lalu buat laporan ke pihak berwajib atau saluran pengaduan perlindungan konsumen. Jangan diam karena tindakan pelaku bisa merugikan lebih banyak orang di kemudian hari jika tidak segera dihentikan.
Penipuan seperti ini adalah bukti bahwa di era digital, kewaspadaan tetap harus dijaga dalam urusan offline sekalipun. Kepercayaan terhadap jasa rumah tangga tidak boleh diberikan sembarangan. Masyarakat perlu lebih bijak dalam memilih layanan, terutama yang berhubungan langsung dengan rumah dan keluarga. Edukasi, kehati-hatian, dan verifikasi adalah kunci untuk menghindari menjadi korban dari servis abal-abal yang hanya mengincar keuntungan pribadi.