Kemajuan teknologi menghadirkan banyak kemudahan melalui aplikasi mobile, mulai dari layanan keuangan, belanja, hingga hiburan. Namun, di balik manfaat tersebut, muncul juga risiko penipuan lewat aplikasi palsu yang menyamar menyerupai aplikasi resmi.
Pelaku kejahatan siber membuat aplikasi tiruan yang memiliki tampilan dan nama mirip dengan aplikasi populer. Setelah pengguna mengunduh, aplikasi palsu ini bisa mencuri data pribadi, menginfeksi perangkat malware, atau bahkan mencuri uang dari rekening digital.
Modus operandi biasanya diawali dengan mengarahkan pengguna mengunduh aplikasi melalui link tidak resmi yang disebar lewat media sosial, email, atau SMS. Link ini kerap muncul dalam tawaran diskon besar atau hadiah menarik.
Aplikasi palsu ini sering meminta izin akses berlebihan, seperti mengakses kontak, pesan, atau akses root perangkat. Hal ini dimaksudkan untuk memudahkan pencurian data dan pengambilalihan akun digital pengguna.
Tanda-tanda aplikasi palsu bisa dikenali dari review pengguna di toko aplikasi, jumlah unduhan yang rendah, dan deskripsi aplikasi yang minim atau tidak profesional. Selain itu, aplikasi resmi biasanya hanya tersedia di Google Play Store atau Apple App Store.
Sebelum mengunduh, penting untuk memeriksa pengembang aplikasi, tanggal update terakhir, serta membaca komentar pengguna lain. Jangan pernah mengunduh aplikasi dari sumber yang tidak jelas atau link sembarangan.
Jika aplikasi sudah terlanjur diunduh dan mulai meminta data pribadi atau melakukan transaksi tanpa izin, segera uninstall dan lakukan pemindaian dengan aplikasi antivirus terpercaya. Ganti semua kata sandi dan aktifkan autentikasi dua faktor pada akun penting.
Melaporkan aplikasi palsu ke penyedia layanan toko aplikasi juga sangat dianjurkan agar aplikasi tersebut dapat segera dihapus dan tidak merugikan pengguna lain.
Pengguna harus selalu berhati-hati dan teliti dalam memilih aplikasi yang diunduh agar tidak menjadi korban penipuan digital yang merugikan secara finansial maupun privasi.