Grup Telegram kini menjadi salah satu media yang dimanfaatkan oleh pelaku penipuan untuk menjalankan aksinya. Penipu memanfaatkan kemudahan akses dan anonimitas yang diberikan platform ini untuk menargetkan calon korban secara masif.
Modus yang sering digunakan antara lain menawarkan produk dengan harga jauh di bawah pasar, investasi menggiurkan, atau peluang kerja yang menjanjikan keuntungan besar dalam waktu singkat. Tentu saja, tawaran tersebut sangat menggoda bagi banyak orang.
Dalam grup-grup tersebut, penipu biasanya menggunakan akun palsu dengan foto dan identitas yang dibuat seolah-olah terpercaya. Mereka juga sering memanipulasi testimoni palsu dari anggota yang konon sudah merasakan keuntungan besar.
Salah satu tanda yang harus diwaspadai adalah adanya tekanan untuk segera bergabung atau melakukan pembayaran tanpa memberikan waktu untuk riset atau bertanya lebih lanjut. Penipu memanfaatkan rasa takut kehilangan kesempatan (“fear of missing out”) untuk mempercepat keputusan korban.
Selain itu, grup yang resmi biasanya memiliki admin atau moderator yang transparan dan memberikan informasi yang jelas tentang aturan grup. Jika grup Telegram bersifat tertutup dan adminnya sulit dihubungi, sebaiknya waspada.
Penipu juga kerap memanfaatkan fitur broadcast untuk mengirimkan pesan penipuan secara massal ke banyak anggota sekaligus, sehingga informasi palsu tersebar dengan cepat dan sulit dikendalikan.
Memastikan keamanan saat bergabung dalam grup Telegram adalah penting. Jangan pernah memberikan data pribadi atau informasi keuangan kepada orang yang tidak dikenal, terutama dalam grup yang belum terverifikasi.
Jika menemukan aktivitas mencurigakan dalam grup, laporkan segera ke pihak berwajib atau kepada platform Telegram agar dapat dilakukan tindakan preventif dan penindakan terhadap pelaku penipuan.
Waspada dan cermat dalam memilih grup serta selalu melakukan cross-check informasi adalah kunci agar tidak menjadi korban penipuan yang memanfaatkan media sosial dan aplikasi chat seperti Telegram.