Skema Ponzi masih menjadi salah satu modus penipuan investasi yang sering menjerat masyarakat. Dengan iming-iming keuntungan tinggi dalam waktu singkat, banyak orang tergoda untuk menanamkan dana tanpa memahami risiko yang sebenarnya.
Skema Ponzi bekerja dengan cara membayar keuntungan kepada investor lama dari uang yang disetorkan investor baru, bukan dari keuntungan bisnis nyata. Ketika aliran dana dari investor baru berhenti, sistem ini akan runtuh dan meninggalkan kerugian besar bagi para korbannya.
Agar tidak terjebak dalam penipuan semacam ini, penting bagi masyarakat untuk memahami ciri-ciri investasi bodong. Salah satu tanda paling mencolok adalah janji keuntungan tetap yang tinggi tanpa risiko, sesuatu yang sangat tidak realistis dalam dunia investasi.
Tips pertama untuk berinvestasi secara aman adalah memastikan legalitas perusahaan investasi. Pastikan lembaga tersebut terdaftar dan diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK) atau Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti), tergantung pada jenis investasinya.
Kedua, hindari tawaran investasi yang terlalu mendesak atau menekankan agar segera menyetor dana. Taktik terburu-buru sering digunakan oleh pelaku penipuan agar korban tidak sempat berpikir atau mencari informasi lebih lanjut.
Ketiga, pelajari skema bisnis yang ditawarkan. Investasi yang sah pasti memiliki penjelasan transparan tentang bagaimana dana dikelola dan dari mana keuntungan diperoleh. Jika penjelasannya kabur atau berputar-putar, sebaiknya waspada.
Keempat, jangan mudah percaya hanya karena teman, keluarga, atau figur publik ikut berinvestasi. Dalam banyak kasus, pelaku skema Ponzi memanfaatkan kepercayaan sosial atau testimoni palsu untuk meyakinkan korban.
Kelima, jangan tertarik hanya karena bonus referral atau sistem member-get-member. Struktur semacam ini sering menjadi fondasi utama dalam skema Ponzi, di mana keuntungan diperoleh bukan dari hasil usaha, melainkan dari rekrutmen anggota baru.
Jika sudah merasa menjadi korban, segera hentikan penyetoran dana dan kumpulkan semua bukti transaksi. Laporankan ke pihak berwenang seperti OJK, Satgas Waspada Investasi, atau kepolisian agar dapat segera ditindaklanjuti secara hukum.
Investasi yang aman memerlukan pengetahuan, kesabaran, dan kehati-hatian. Dengan mengenali tanda-tanda penipuan dan menerapkan prinsip-prinsip dasar investasi yang sehat, masyarakat dapat melindungi diri dari jebakan skema Ponzi yang merugikan.
