Di tengah meningkatnya aktivitas belanja online, banyak orang sudah terbiasa menerima notifikasi email atau pesan singkat berisi informasi transaksi dan invoice digital. Celah ini kini dimanfaatkan oleh penipu siber untuk menyebarkan dokumen invoice palsu yang mengelabui korban seolah mereka telah melakukan pembelian suatu barang atau layanan. Invoice tersebut umumnya disusun secara profesional dan mencantumkan informasi detail seperti nomor transaksi, total pembayaran, dan nama perusahaan besar. Tak jarang pula disisipkan logo e-commerce atau toko online ternama untuk menambah kesan resmi.
Modus penipuan ini bekerja dengan menciptakan rasa panik dan bingung pada korban. Misalnya, Anda menerima email atau WhatsApp berisi tagihan pembelian barang elektronik seharga jutaan rupiah, padahal Anda merasa tidak pernah melakukan transaksi tersebut. Di dalam pesan tersebut terdapat tautan untuk “mengonfirmasi” atau “mengajukan pembatalan.” Saat Anda mengeklik tautan itu, Anda diarahkan ke situs phishing atau sistem obrolan otomatis yang secara halus akan meminta data pribadi, nomor rekening, bahkan kode OTP.
Sebagian korban, karena merasa panik dan tidak ingin ditagih atas barang yang tidak mereka beli, dengan cepat mengikuti instruksi yang diberikan. Mereka mungkin akan diminta untuk mengisi formulir pembatalan transaksi dengan identitas lengkap, informasi bank, dan login akun belanja mereka. Tanpa disadari, informasi ini langsung jatuh ke tangan pelaku, yang kemudian bisa mengakses akun e-commerce korban, menguras saldo e-wallet, atau bahkan menjual data korban ke pasar gelap.
Beberapa variasi modus lainnya bahkan melibatkan lampiran file invoice dalam bentuk PDF atau Excel yang tampak meyakinkan. Saat file dibuka, script tersembunyi di dalamnya dapat memicu unduhan malware atau trojan yang mencuri data secara diam-diam dari perangkat korban. Lebih parah lagi, malware tersebut dapat mencatat setiap ketikan keyboard (keylogger), termasuk saat korban mengetik password atau PIN.
Penting untuk diketahui bahwa perusahaan resmi—baik e-commerce maupun penyedia jasa—tidak akan pernah meminta konfirmasi data pribadi sensitif melalui tautan mencurigakan atau file berformat tidak lazim. Jika Anda menerima invoice yang tidak sesuai, langkah pertama yang harus dilakukan adalah memverifikasi langsung melalui aplikasi atau situs resmi, bukan melalui tautan yang diberikan dalam pesan.
Langkah pencegahan terbaik adalah dengan tidak langsung bereaksi terhadap setiap tagihan atau notifikasi pembelian yang datang secara tiba-tiba. Ambil waktu untuk membaca dengan cermat, periksa ejaan, domain pengirim email, serta tampilan visual pesan tersebut. Banyak email penipuan yang menggunakan domain mirip tetapi bukan domain resmi, seperti menggunakan “.co” atau “.store” untuk menyerupai perusahaan ternama.
Aktifkan sistem keamanan ganda pada email dan akun belanja Anda, serta perbarui antivirus di perangkat Anda secara berkala. Dengan proteksi yang baik, Anda bisa mencegah file berbahaya masuk atau tautan phishing dibuka secara tidak sengaja. Jika sudah terlanjur membuka tautan mencurigakan, segera ubah password akun dan hubungi pihak bank atau penyedia layanan untuk memblokir akses yang berpotensi disalahgunakan.
Jangan anggap sepele invoice yang masuk tiba-tiba, terutama jika mencantumkan nominal besar dan mendesak Anda bertindak cepat. Tindakan tergesa-gesa adalah sasaran empuk para penipu digital. Cermat, tenang, dan teliti adalah kunci utama agar Anda tidak terjerumus ke dalam jebakan mereka.
Sebarkan informasi ini kepada keluarga dan rekan kerja, karena penipuan seperti ini seringkali menyasar siapa saja, dari pengguna baru hingga pengguna berpengalaman sekalipun. Semakin banyak yang waspada, semakin kecil ruang gerak para pelaku penipuan siber yang terus mencari celah baru di era digital ini.
