Example floating
Example floating
Example 728x250
Sosial dan UmumSPKT

Skema Ponzi Masih Banyak Berkeliaran di Grup Facebook

7
×

Skema Ponzi Masih Banyak Berkeliaran di Grup Facebook

Sebarkan artikel ini
Example 468x60

Di era digital, media sosial telah menjadi ruang publik yang luas, tempat bertukar informasi, berjejaring, hingga berbisnis. Namun sayangnya, di tengah kemudahan dan kecepatan arus komunikasi ini, banyak pula penjahat siber yang memanfaatkan platform seperti Facebook untuk menyebarkan skema Ponzi, yaitu modus penipuan berkedok investasi yang sangat merugikan.

Skema Ponzi adalah bentuk penipuan yang mengandalkan aliran uang dari investor baru untuk membayar “keuntungan” kepada investor lama. Sistem ini tidak menghasilkan keuntungan riil dari aktivitas ekonomi apa pun, melainkan hanya memutar dana dari orang ke orang. Penipuan ini dinamai dari Charles Ponzi, pelaku awal di Amerika Serikat pada tahun 1920-an, namun praktiknya tetap hidup hingga kini dalam berbagai bentuk modern, termasuk di grup Facebook yang berbalut komunitas investasi atau bisnis.

CALL CENTER
Example 300x600
Kapolres Pangandaran

Modus skema Ponzi yang beredar di Facebook biasanya dikemas dalam bentuk program “bagi hasil”, “arisan berantai”, “investasi mikro”, hingga “komunitas keuangan mandiri”. Pelaku sering mengunggah testimoni palsu dari orang-orang yang mengaku mendapat keuntungan besar dalam waktu singkat. Gambar tangkapan layar transaksi, video pencairan dana, dan pujian dari sesama anggota grup digunakan sebagai umpan psikologis untuk menarik peserta baru. Sayangnya, semua itu hanyalah tipuan visual untuk menciptakan kesan sukses yang tidak pernah benar-benar terjadi.

Ciri utama dari skema Ponzi adalah janji keuntungan tetap dalam waktu singkat tanpa risiko. Dalam grup-grup Facebook yang dikelola pelaku, ini sering dibungkus dengan istilah teknis dan narasi berbunga-bunga, seperti “sistem ekonomi syariah”, “program berbagi rezeki”, atau “perputaran dana amanah”. Padahal, tidak ada kejelasan usaha atau aset yang menjadi sumber keuntungan. Jika ditanya lebih dalam, admin atau pengelola grup biasanya menghindar atau memberikan jawaban yang tidak transparan.

Yang membuat skema Ponzi ini berbahaya adalah kemampuannya menciptakan ilusi komunitas. Di dalam grup Facebook, korban tidak hanya dimanipulasi secara finansial, tapi juga secara sosial. Mereka melihat ratusan bahkan ribuan anggota aktif yang tampak antusias dan percaya pada sistem. Rasa takut tertinggal (fear of missing out/FOMO) serta keinginan untuk “ikut sukses seperti yang lain” mendorong orang untuk ikut serta tanpa berpikir panjang.

Lebih dari itu, ketika sistem mulai kolaps—karena tidak ada cukup anggota baru yang masuk—pelaku biasanya menghilang, menutup grup, memblokir komentar, dan mematikan seluruh akses komunikasi. Anggota yang baru saja menyetor uang mendapati diri mereka kehilangan dana tanpa peluang mendapatkannya kembali. Dalam banyak kasus, pelaku mengganti nama dan foto akun, lalu membuka grup baru dengan skema yang sama, mengulangi siklus penipuan terhadap korban baru.

Penting bagi masyarakat untuk mengenali dan menghindari skema Ponzi sejak awal. Jika sebuah program hanya mengandalkan aliran dana dari anggota baru tanpa kegiatan ekonomi yang jelas, tanpa izin resmi, dan hanya menjual mimpi kekayaan cepat—itu adalah red flag besar. Apalagi jika sistem tersebut menekan anggota untuk segera mengajak orang lain agar mendapatkan bonus tambahan.

Untuk menghindari jebakan ini, jangan pernah berinvestasi hanya karena tergiur testimoni atau promosi visual di media sosial. Pastikan Anda memahami bagaimana keuntungan diperoleh, dari mana sumber dana datang, dan apakah lembaga atau program tersebut terdaftar secara resmi di lembaga pengawas seperti OJK atau Bappebti. Ingat, investasi yang sah tidak pernah memaksa, tidak menjanjikan hasil pasti, dan selalu transparan dalam risikonya.

Selain itu, masyarakat perlu saling mengingatkan. Laporkan grup-grup mencurigakan kepada pihak Facebook dan kepada otoritas terkait di Indonesia. Edukasi komunitas lokal, terutama yang rentan seperti lansia, ibu rumah tangga, atau pemula digital, agar tidak menjadi sasaran empuk penipuan berkedok solidaritas atau kebersamaan finansial.

Skema Ponzi adalah penipuan yang merusak dari dalam, menghancurkan bukan hanya uang, tetapi juga kepercayaan antarindividu. Jangan biarkan komunitas digital kita menjadi lahan subur bagi praktik ini. Bijaklah dalam memilah informasi dan selalu utamakan logika di atas emosi ketika menyangkut keuangan.

Example 468x60
Example 120x600
Example 468x60

Komentar