Example floating
Example floating
Example 728x250
Sosial dan UmumSPKT

Investasi Batu Mulia Ternyata Cuma Pajangan Plastik

3
×

Investasi Batu Mulia Ternyata Cuma Pajangan Plastik

Sebarkan artikel ini
Example 468x60

Keindahan batu mulia seperti safir, zamrud, ruby, hingga berlian telah lama menjadi simbol kemewahan dan nilai. Dalam beberapa tahun terakhir, investasi batu mulia mulai kembali naik daun, dipromosikan sebagai instrumen penyimpanan kekayaan jangka panjang yang tidak tergerus inflasi. Namun, dibalik kilau permatanya, muncul pula kejahatan yang memanfaatkan keluguan masyarakat: penipuan berkedok investasi batu mulia, yang ternyata hanya menjual pajangan plastik tanpa nilai ekonomi.

Penipuan ini biasanya diawali dengan kampanye iklan yang agresif — bisa melalui media sosial, broadcast WhatsApp, bahkan seminar tatap muka. Pelaku menawarkan batu mulia sebagai produk investasi eksklusif dengan harga di bawah pasar, dan menjanjikan bahwa nilainya akan naik dalam waktu singkat. Target utama mereka adalah masyarakat kelas menengah yang ingin punya aset mewah, namun belum memahami seluk-beluk pasar batu permata.

CALL CENTER
Example 300x600
Kapolres Pangandaran

Agar terlihat meyakinkan, pelaku menyewa kantor, menggunakan logo yang elegan, dan menampilkan katalog batu dengan penjelasan teknis seperti “cutting,” “clarity,” hingga “grade certificate.” Mereka bahkan menyediakan sertifikat keaslian yang tampak resmi, lengkap dengan nomor seri, tanda tangan, dan barcode. Namun, di balik semua tampilan itu, barang yang dikirimkan kepada investor bukan batu mulia asli, melainkan imitasi yang dibuat dari bahan plastik atau kaca.

Korban biasanya baru menyadari setelah mencoba menjual kembali batu tersebut ke toko perhiasan atau ahli gemologi. Hasilnya mengejutkan: batu tersebut tidak memiliki nilai komersial. Bahkan dalam banyak kasus, batu itu hanya benda pajangan biasa yang bisa dibeli di toko aksesoris dengan harga tak lebih dari puluhan ribu rupiah.

Ironisnya, dalam kontrak awal, pelaku menyatakan bahwa pembelian ini adalah bentuk “kerja sama investasi” dan bukan pembelian barang sepenuhnya, sehingga mereka bisa lepas tanggung jawab jika korban ingin mengajukan pengembalian dana. Alasan yang diberikan bisa bermacam-macam, seperti “harga pasar sedang turun,” “masih masa kontrak,” atau “investasi belum bisa dicairkan sampai periode tertentu.”

Modus ini sering menyasar:

  • Ibu rumah tangga yang ingin menyimpan aset dalam bentuk barang.
  • Pensiunan yang mencari alternatif selain emas.
  • Pekerja kantoran yang terpengaruh oleh tren gaya hidup koleksi permata.

Untuk melindungi diri dari modus semacam ini, masyarakat perlu memahami hal-hal penting berikut:

  1. Batu mulia asli memiliki pasar khusus, dan transaksi biasanya dilakukan melalui toko atau galeri yang bersertifikat dan diakui oleh lembaga gemologi internasional.
  2. Sertifikat keaslian bisa dipalsukan. Jangan percaya hanya pada selembar kertas. Lakukan pengecekan langsung ke laboratorium gemologi independen.
  3. Harga batu mulia tidak ditentukan semudah harga emas. Banyak faktor teknis memengaruhi nilainya, dan fluktuasi pasarnya tidak selalu stabil.
  4. Jika harga terlalu murah dari standar pasaran internasional, patut dicurigai. Tidak ada perusahaan yang menjual permata asli dengan harga diskon besar-besaran tanpa alasan jelas.
  5. Hindari investasi yang menawarkan ‘bonus batu’ tanpa kejelasan bentuk perjanjian jual-beli. Karena seringkali barang yang diterima tidak lebih dari barang palsu yang tidak bisa diuangkan.

Penipuan batu mulia ini tidak hanya mengakibatkan kerugian finansial, tapi juga melukai harga diri korban. Banyak di antara mereka yang menyimpan batu palsu tersebut selama bertahun-tahun, menganggapnya sebagai aset, padahal nilainya nihil. Lebih menyakitkan lagi, banyak yang tidak berani melapor karena malu, atau tidak tahu ke mana harus mengadu.

Dalam dunia investasi, kilauan bukan jaminan nilai. Yang tampak mewah dan berkilau bisa jadi hanya ilusi plastik yang dikemas rapi. Karena itu, sebelum berinvestasi, penting untuk melibatkan pihak ahli, melakukan verifikasi mandiri, dan tidak terbuai promosi manis.

Jangan biarkan ambisi memiliki aset bernilai justru menjadi jalan masuk ke dalam jerat penipuan. Ingat, batu permata yang sejati bukan hanya cantik di mata, tapi juga nyata nilainya dan teruji keasliannya.

Example 468x60
Example 120x600
Example 468x60

Komentar