Di era digital, hampir semua aktivitas kini bisa dilakukan secara online, termasuk pendaftaran investasi. Perusahaan-perusahaan finansial berlomba menyediakan kemudahan akses bagi calon investor melalui formulir daring yang bisa diisi kapan saja dan di mana saja. Namun di balik kemudahan ini, muncullah ancaman baru yang tidak kalah berbahaya: penipuan berkedok formulir pendaftaran investasi online, yang ternyata merupakan alat untuk meretas dan mencuri data pribadi calon korban.
Modus ini biasanya menyamar sebagai promosi dari platform investasi baru atau aplikasi pengelola keuangan. Tawaran yang diberikan terdengar sangat menggoda: mulai dari bonus saldo awal, cashback, hingga peluang masuk ke “kelas investasi premium gratis.” Calon korban diarahkan ke sebuah tautan yang menyerupai situs resmi, lengkap dengan logo, desain profesional, dan tampilan user-friendly. Di halaman utama, pengguna diminta mengisi formulir pendaftaran lengkap — mencakup nama, nomor KTP, alamat email, nomor ponsel, rekening bank, hingga kata sandi akun digital tertentu.
Tanpa disadari, semua data yang dikirim melalui formulir tersebut langsung masuk ke tangan pelaku kejahatan siber. Dalam hitungan hari atau bahkan jam, korban mulai menerima notifikasi mencurigakan: percobaan login dari perangkat asing, transaksi tidak dikenal di rekening bank, akun media sosial yang diretas, hingga saldo e-wallet yang hilang tiba-tiba. Ini bukan kebetulan — tapi bagian dari serangan yang dirancang sistematis, berawal dari satu formulir palsu.
Lebih mengerikan lagi, banyak dari formulir palsu ini dilengkapi dengan pernyataan “syarat dan ketentuan” serta “persetujuan akses data,” yang membuatnya tampak legal di mata korban awam. Padahal, tidak ada perusahaan resmi di baliknya — hanya sindikat siber yang tahu betul bagaimana memanfaatkan celah kepercayaan digital.
Salah satu faktor utama keberhasilan modus ini adalah kurangnya kesadaran masyarakat tentang keamanan data pribadi. Banyak orang menganggap enteng pengisian formulir daring, selama tampilan situsnya terlihat meyakinkan. Mereka lupa bahwa informasi seperti nomor telepon, email, dan data rekening bisa digunakan untuk membobol akun, melakukan pinjaman online atas nama mereka, hingga menjual identitas ke pasar gelap digital.
Untuk melindungi diri dari penipuan semacam ini, berikut langkah-langkah penting yang harus dipahami dan diterapkan:
- Selalu verifikasi situs atau aplikasi yang meminta data pribadi. Pastikan alamat web diawali dengan “https” dan domainnya resmi, bukan tiruan dari nama platform terkenal.
- Hindari mengisi formulir yang dikirim melalui pesan pribadi, grup WhatsApp, atau iklan mencurigakan. Formulir resmi hanya disediakan oleh situs atau aplikasi yang jelas sumbernya.
- Jangan pernah memberikan password, PIN, atau kode OTP di formulir pendaftaran. Platform resmi tidak pernah meminta data sensitif seperti ini di tahap awal.
- Gunakan email dan nomor khusus untuk pendaftaran akun finansial. Jangan campur dengan email utama yang dipakai untuk media sosial atau layanan umum.
- Aktifkan verifikasi dua langkah di akun penting, agar tidak mudah diakses walau data pribadi telah bocor.
- Lakukan pengecekan legalitas platform investasi di situs OJK, Bappebti, atau lembaga resmi lainnya sebelum mengisi formulir apa pun.
Modus peretasan melalui formulir palsu ini membuktikan bahwa penjahat digital tak selalu datang dengan ancaman keras, tetapi sering menyelinap lewat tampilan ramah dan ajakan menarik. Mereka tidak memaksa korban, tetapi menunggu korban menyerahkan sendiri informasi berharganya, tanpa sadar.
Inilah saatnya masyarakat mewaspadai bahwa di era digital, data pribadi adalah harta yang paling mudah dijarah jika tak dijaga. Investasi yang menjanjikan masa depan cerah tidak mungkin dimulai dari ketidaktahuan dan sembarangan memberikan informasi sensitif.
Jika Anda menerima tawaran investasi lewat formulir daring, berhenti sejenak, periksa sumbernya, dan pikirkan ulang. Dalam dunia maya, penipuan bisa hadir lewat satu klik, dan penyesalannya bisa berlangsung lama. Lebih baik skeptis dan hati-hati, daripada kehilangan identitas dan kendali atas kehidupan digital Anda.