Example floating
Example floating
Example 728x250
Sosial dan UmumSPKT

Uang Modal Usaha Dilarikan Penipu Berkedok Kolega

7
×

Uang Modal Usaha Dilarikan Penipu Berkedok Kolega

Sebarkan artikel ini
Example 468x60

Kepercayaan adalah pondasi utama dalam membangun kerja sama, terutama dalam dunia usaha. Banyak orang memilih memulai bisnis bersama orang yang mereka kenal: sahabat, saudara, rekan kerja, atau kolega satu komunitas. Sayangnya, justru karena merasa sudah saling mengenal dan percaya, banyak orang menjadi lengah — hingga akhirnya menjadi korban penipuan oleh mereka yang menyamar sebagai rekan bisnis tapi sebenarnya hanya punya niat untuk merampas.

Modus ini kerap kali dimulai dengan narasi ajakan kerja sama. Seorang kolega, baik itu teman lama, mantan partner bisnis, atau bahkan kenalan baru yang terlihat menjanjikan, datang dengan ide usaha yang tampak menarik. Bisa berupa warung makan, bisnis online, agen perjalanan, distributor produk kesehatan, hingga usaha laundry atau minimarket. Ia memaparkan rencana bisnis lengkap: proyeksi keuntungan, model operasional, dan strategi pemasaran yang terdengar sangat meyakinkan. Semuanya disampaikan dengan bahasa akrab dan penuh optimisme.

CALL CENTER
Example 300x600
Kapolres Pangandaran

Korban pun tergugah. Apalagi bila kolega tersebut menyebut bahwa ia sudah punya jaringan, izin usaha, atau bahkan lokasi dan peralatan. Yang kurang hanya modal. Maka muncullah permintaan untuk menyuntikkan dana, biasanya dalam jumlah yang terjangkau untuk “tahap awal” — mulai dari beberapa juta hingga puluhan juta rupiah. Tak sedikit yang diminta lebih dari itu, terutama jika dijanjikan menjadi pemegang saham atau partner setara.

Namun setelah uang diserahkan, alur cerita mulai berubah. Kolega yang sebelumnya begitu aktif dan komunikatif mendadak sulit dihubungi. Alasan demi alasan muncul: proyek tertunda, supplier bermasalah, lokasi belum siap, atau ada urusan keluarga mendesak. Dalam beberapa kasus, mereka masih membalas pesan dengan kalimat “sabar dulu ya” atau “nanti saya kabari” untuk meredam kecurigaan. Namun pada akhirnya, mereka benar-benar menghilang tanpa jejak.

Korban yang mulai sadar bahwa ia telah ditipu merasa terjebak dalam dilema yang menyakitkan. Di satu sisi, ada keinginan untuk melapor dan menuntut secara hukum. Tapi di sisi lain, ada rasa malu, enggan memperkeruh hubungan, atau bahkan ketakutan bahwa pelaku akan balas menjelekkan nama baik korban di lingkungan sosial mereka. Tidak sedikit yang akhirnya memilih diam dan menanggung kerugian seorang diri.

Yang membuat modus ini semakin licik adalah cara pelaku menggunakan hubungan pribadi sebagai tameng kepercayaan. Mereka tidak datang sebagai orang asing, melainkan sebagai bagian dari lingkaran sosial yang seharusnya aman dan mendukung. Ada ikatan emosional yang dimanfaatkan: pertemanan lama, kenangan masa sekolah, persaudaraan, bahkan hubungan sesama alumni atau sesama pengajian. Karena itulah, korban lebih mudah diyakinkan dan lebih sulit bersikap tegas ketika ditipu.

Penipuan berkedok kolega ini juga sangat berbahaya bagi ekosistem usaha kecil dan menengah. Ia menumbuhkan rasa curiga yang merusak semangat kolaborasi. Banyak orang yang kemudian takut memulai bisnis bersama, bahkan enggan berbagi ide atau modal karena pernah kecewa dan merasa dikhianati oleh orang dekat. Kepercayaan yang hilang sulit dikembalikan, dan luka sosial akibat pengkhianatan semacam ini sering kali lebih dalam dari sekadar kerugian finansial.

Untuk mencegah terulangnya kejadian serupa, penting bagi siapa pun yang ingin memulai bisnis — bahkan dengan orang terdekat — untuk tetap menerapkan prinsip kehati-hatian. Semua bentuk kerja sama, sekecil apa pun, harus dituliskan secara legal. Surat perjanjian, pembagian hak dan kewajiban, rincian modal, hingga rencana pengembalian dana jika usaha gagal, harus dibahas sejak awal dan disepakati secara tertulis. Jangan hanya berpegang pada janji lisan atau rasa sungkan karena hubungan personal.

Jika seseorang enggan menandatangani perjanjian resmi atau merasa tersinggung saat diminta transparansi, itu bisa menjadi tanda bahaya. Bisnis yang sehat dibangun di atas kejelasan, bukan perasaan. Dan kepercayaan yang benar bukan berarti mengabaikan logika. Justru dengan kesepakatan yang jelas, hubungan personal bisa lebih terjaga karena masing-masing pihak tahu batas dan tanggung jawabnya.

Uang modal usaha bukan sesuatu yang mudah dikumpulkan. Ia adalah hasil dari kerja keras, tabungan, dan harapan masa depan. Jangan biarkan harapan itu hancur hanya karena terlalu percaya pada kata-kata manis tanpa bukti nyata. Dunia usaha memang membutuhkan keberanian, tapi lebih dari itu, ia membutuhkan kewaspadaan — terutama ketika tawaran datang dari orang yang paling tidak kita duga akan mengkhianati.

Example 468x60
Example 120x600
Example 468x60

Komentar