Example floating
Example floating
Example 728x250
Sosial dan UmumSPKT

Ngaku dari SMA Lama, Modus Baru Mengelabui Alumni

12
×

Ngaku dari SMA Lama, Modus Baru Mengelabui Alumni

Sebarkan artikel ini
Example 468x60

Rasa nostalgia terhadap masa sekolah sering kali menumbuhkan kepercayaan dan rasa kedekatan yang dalam di antara para alumni. Kenangan indah bersama teman-teman semasa SMA—dari ikut kegiatan OSIS, bolos bareng, sampai reuni akbar—menjadi ikatan emosional yang sulit dilupakan. Namun di balik kehangatan itu, kini muncul modus penipuan baru yang mengeksploitasi sentimen alumni: penipu berpura-pura sebagai teman lama dari SMA untuk mengelabui korbannya.

Modus ini dimulai dengan pendekatan yang tampak hangat dan akrab. Korban biasanya menerima pesan dari seseorang yang mengaku teman satu angkatan, bahkan menyebut nama guru, kelas, atau kegiatan sekolah dulu secara spesifik. Informasi itu didapat pelaku dari media sosial, grup alumni yang bocor, atau melalui pencarian yang teliti. Mereka menciptakan kesan bahwa mereka benar-benar pernah satu sekolah dengan korban, bahkan sering menyebutkan nama-nama murid atau lokasi sekolah untuk memperkuat klaim.

CALL CENTER
Example 300x600
Kapolres Pangandaran

Begitu korban merespons dengan hangat, percakapan akan mengalir lancar. Pelaku memanfaatkan momen itu untuk membangun kedekatan dengan cepat—membicarakan masa lalu, menanyakan kabar, bahkan mengajak reuni kecil-kecilan. Korban yang merasa nyaman akhirnya tidak lagi curiga, terlebih jika selama ini memang tidak terlalu mengenal semua teman satu angkatan secara dekat.

Setelah merasa kepercayaan telah terbentuk, pelaku mulai memutar arah percakapan ke masalah pribadi. Mereka bisa mengaku sedang dalam perjalanan tapi kehilangan dompet, sedang butuh dana darurat untuk operasi orang tua, atau sekadar meminta tolong untuk “pinjam sebentar” karena sedang kepepet. Kalimat seperti “Maaf ganggu, tapi aku percaya sama kamu karena kita satu SMA” digunakan untuk memunculkan rasa bersalah jika korban menolak.

Beberapa pelaku bahkan membuat skenario lebih kompleks. Mereka menyebut nama alumni lain yang konon sudah ikut membantu, atau menawarkan untuk segera mengganti dana lewat transfer balik, agar korban merasa lebih aman. Tidak sedikit yang langsung percaya dan mengirimkan uang—terutama karena merasa sungkan menolak permintaan dari “teman lama” yang terlihat sopan dan membutuhkan.

Namun setelah uang dikirim, pelaku menghilang begitu saja. Nomor sudah tidak bisa dihubungi, akun media sosial lenyap, dan tidak ada kabar balasan. Korban pun mulai sadar bahwa yang menghubunginya bukanlah teman SMA sungguhan, melainkan penipu yang memanfaatkan nama baik dan kenangan sekolah untuk mengambil keuntungan pribadi.

Modus ini kian marak karena sangat efektif di era digital. Banyak orang menyimpan data pribadi di media sosial secara terbuka—dari nama lengkap, sekolah, angkatan, hingga teman-teman sekelas. Informasi ini bisa menjadi ladang emas bagi pelaku untuk menyusun skenario yang meyakinkan. Bahkan dengan sedikit penggalian, penipu bisa membuat identitas palsu yang tampak sangat meyakinkan.

Untuk itu, para alumni dan pengguna media sosial perlu lebih waspada. Jangan langsung percaya pada seseorang yang mengaku teman lama, apalagi jika sudah mengarah pada permintaan uang. Lakukan verifikasi terlebih dahulu: tanyakan informasi spesifik yang tidak mudah ditebak, atau hubungi teman lain untuk mengecek kebenarannya. Jika ragu, lebih baik tidak merespons dan segera blokir serta laporkan akun tersebut.

Penting juga bagi komunitas alumni untuk menjaga keamanan data anggotanya. Grup alumni sebaiknya tidak dibuka untuk umum, dan informasi pribadi anggota tidak disebarkan sembarangan. Admin grup perlu aktif memantau interaksi mencurigakan dan memberikan edukasi tentang potensi penipuan berbasis nostalgia ini.

Rasa rindu pada masa sekolah memang indah, tapi jangan biarkan perasaan itu dimanfaatkan oleh mereka yang berniat jahat. Dalam dunia yang serba digital, kerinduan dan kepercayaan harus disertai dengan kehati-hatian. Jangan sampai tali silaturahmi justru menjadi jerat yang membawa kerugian. Ingat, teman lama yang sejati tidak akan datang tiba-tiba hanya untuk meminta uang—mereka datang membawa kenangan, bukan tipuan.

Example 468x60
Example 120x600
Example 468x60

Komentar