Belanja online telah menjadi kebiasaan yang nyaris tak terpisahkan dari kehidupan sehari-hari masyarakat modern. Kemudahan memilih barang, membandingkan harga, hingga sistem pengiriman yang cepat membuat toko online tumbuh pesat. Namun di tengah kenyamanan itu, tersembunyi bahaya serius: penipuan oleh toko online bodong yang menawarkan diskon palsu untuk menjebak pembeli.
Modus ini bekerja sangat halus. Penipu membuat akun toko online di platform e-commerce atau media sosial, lengkap dengan foto produk menarik, deskripsi profesional, dan harga yang tampak luar biasa murah. Mereka juga kerap menggunakan istilah promo besar seperti “flash sale”, “clearance stock”, atau “diskon gila-gilaan hari ini saja” untuk menarik perhatian. Bahkan, beberapa toko palsu mengiklankan produknya melalui fitur berbayar agar terlihat lebih kredibel dan menjangkau lebih banyak korban.
Target utamanya adalah pembeli impulsif yang tergoda harga murah dan terburu-buru untuk membeli sebelum “kehabisan”. Begitu korban melakukan pemesanan dan mentransfer uang, pelaku mulai menghindar. Barang tidak pernah dikirim, atau yang dikirim hanyalah produk murahan yang tak sesuai gambar. Saat korban menghubungi toko, akun sudah hilang, diblokir, atau tidak bisa lagi diakses.
Lebih berbahaya lagi, beberapa penipu meminta data pribadi lengkap seperti nomor KTP, alamat, bahkan foto selfie dengan alasan “verifikasi pengiriman”. Padahal, data tersebut bisa disalahgunakan untuk tindakan kriminal lain seperti pengajuan pinjaman ilegal atau pembuatan akun palsu di platform keuangan.
Ada pula toko palsu yang menampilkan ulasan atau testimoni pembeli—semuanya palsu. Ulasan ini sengaja dibuat untuk memberikan kesan toko telah melayani banyak pelanggan dan dapat dipercaya. Bahkan mereka membuat akun-akun palsu yang membalas komentar dengan kalimat positif untuk menghilangkan rasa curiga dari calon pembeli.
Korban dari modus ini tidak hanya berasal dari kalangan awam, tetapi juga dari mereka yang sudah terbiasa belanja online. Kepercayaan berlebihan terhadap tampilan toko, keinginan mendapat harga miring, dan rasa panik karena promo terbatas sering membuat orang mengabaikan logika dan tidak melakukan pengecekan menyeluruh.
Untuk menghindari penipuan ini, konsumen wajib menerapkan prinsip belanja aman. Selalu cek reputasi toko, ulasan asli pembeli, dan kejelasan identitas penjual sebelum melakukan transaksi. Jika berbelanja melalui media sosial, hindari pembayaran langsung ke rekening pribadi. Gunakan metode pembayaran yang memiliki fitur perlindungan konsumen, seperti rekening bersama atau layanan escrow di platform resmi.
Waspadai juga harga yang terlalu murah dari harga pasaran. Penawaran yang tampaknya terlalu bagus untuk jadi kenyataan biasanya memang tidak nyata. Bila perlu, lakukan pencarian balik terhadap foto produk melalui mesin pencari gambar, karena seringkali penipu mencuri gambar dari toko lain untuk digunakan di toko palsu mereka.
Penipuan dengan kedok toko online bodong bukan hanya menyebabkan kerugian finansial, tetapi juga merusak rasa percaya masyarakat terhadap ekosistem digital. Oleh karena itu, edukasi dan kewaspadaan konsumen adalah benteng utama untuk melawan kejahatan ini. Dalam dunia digital yang serba cepat, keputusan bijak dan kehati-hatian tetap harus jadi prioritas sebelum mengklik tombol “beli”.