Example floating
Example floating
Example 728x250
Sosial dan UmumSPKT

Pesan WhatsApp dengan Nada Religi Jadi Sarana Penipuan

14
×

Pesan WhatsApp dengan Nada Religi Jadi Sarana Penipuan

Sebarkan artikel ini
Example 468x60

Pesan berantai bernuansa religius sering kali menyebar luas di platform seperti WhatsApp, terutama menjelang hari besar keagamaan atau saat terjadi peristiwa duka di masyarakat. Pesan-pesan ini biasanya mengandung doa, nasihat moral, kutipan kitab suci, atau ajakan untuk berbuat kebaikan. Namun, di balik kesan spiritual yang disampaikan, kini mulai bermunculan modus penipuan yang menyisipkan jebakan di balik pesan-pesan religius tersebut.

Pelaku memanfaatkan kepercayaan dan emosi pengguna dengan cara yang sangat halus. Mereka menyebarkan pesan yang terlihat seperti ajakan amal, sumbangan pembangunan rumah ibadah, atau bantuan untuk korban bencana dengan narasi yang menyentuh. Biasanya, pesan itu diakhiri dengan nomor rekening atas nama pribadi atau yayasan yang tak jelas legalitasnya, disertai imbauan untuk “menyebarkan pesan ini agar berkahnya mengalir”.

CALL CENTER
Example 300x600
Kapolres Pangandaran

Dalam banyak kasus, pelaku menggunakan nama-nama yang akrab atau bernuansa keagamaan untuk menambah kredibilitas. Misalnya, mereka mengaku sebagai ustaz, pengurus masjid, atau relawan dari lembaga zakat. Kadang, disertakan juga gambar anak yatim, rumah ibadah yang rusak, atau foto kegiatan sosial yang diambil dari internet tanpa izin. Semua elemen dirancang untuk menggugah rasa empati dan dorongan untuk bersedekah.

Yang membuat modus ini berbahaya adalah kemampuannya menyusup ke ruang percakapan privat dan grup keluarga yang biasanya penuh kepercayaan. Banyak orang menyebarkan ulang pesan tersebut tanpa memverifikasi sumbernya, menganggap bahwa tidak ada yang dirugikan dari menyebarkan ajakan kebaikan. Namun kenyataannya, setiap transfer yang dilakukan ke rekening palsu itu langsung menguntungkan pelaku, bukan mereka yang seolah-olah disebut sebagai penerima bantuan.

Lebih licik lagi, beberapa pelaku menggunakan teknik follow-up, yakni menghubungi korban secara personal setelah pesan disebar. Mereka akan mengucapkan terima kasih, mengirimkan doa, lalu menawarkan “program infak lanjutan” yang nominalnya lebih besar. Ini menunjukkan bahwa penipuan ini dirancang sistematis dan berlapis, bukan sekadar pesan viral iseng.

Untuk melindungi diri dari modus ini, penting bagi masyarakat untuk tidak langsung percaya pada pesan keagamaan yang menyertakan ajakan transfer uang, terutama jika tidak disertai informasi valid seperti nama lembaga resmi, alamat lengkap, dan bukti legalitas. Jangan pernah mengirim uang ke rekening atas nama pribadi tanpa konfirmasi. Gunakan kanal resmi lembaga sosial atau keagamaan yang sudah dikenal luas dan memiliki rekam jejak transparan.

Di tengah meningkatnya semangat beramal dan berbagi, kehati-hatian tetap harus diutamakan. Kebaikan yang dilakukan tanpa verifikasi bisa saja berakhir menjadi dukungan tak sengaja terhadap aksi kriminal. Modus penipuan berkedok pesan religius ini menjadi bukti bahwa bahkan hal yang suci pun bisa dipelintir untuk tujuan jahat oleh orang-orang tak bertanggung jawab.

Oleh karena itu, selalu cek, pikirkan, dan telusuri kebenaran sebelum bertindak. Karena di balik setiap pesan kebaikan, bisa saja tersembunyi niat kejahatan yang menyamar dengan sangat meyakinkan.

Example 468x60
Example 120x600
Example 468x60

Komentar