Dalam beberapa tahun terakhir, profesi konsultan finansial makin dikenal luas seiring meningkatnya kesadaran masyarakat terhadap pentingnya pengelolaan keuangan. Banyak orang kini mencari bantuan profesional untuk merencanakan tabungan, investasi, hingga dana pensiun. Namun, popularitas profesi ini juga disalahgunakan oleh pihak tak bertanggung jawab. Mereka menyamar sebagai konsultan finansial, padahal sejatinya adalah agen penipuan berkedok investasi, yang menyasar siapa saja yang sedang belajar mengatur uangnya.
Modus ini sangat rapi dan menyasar kaum terdidik. Pelaku menciptakan identitas sebagai konsultan keuangan pribadi atau perwakilan dari lembaga investasi ternama. Mereka sering ditemukan lewat media sosial seperti Instagram, LinkedIn, bahkan TikTok — lengkap dengan konten edukatif, infografis menarik, dan jargon-jargon yang terdengar profesional. Di balik semua itu, tujuan utamanya adalah mendekati calon korban dan menawarkan produk investasi abal-abal.
Dalam komunikasi awal, mereka tidak langsung menjual. Pelaku biasanya akan membangun kepercayaan dengan menawarkan sesi konsultasi gratis. Saat sesi berlangsung, mereka akan melakukan “analisis keuangan” dan menyarankan produk investasi tertentu sebagai solusi keuangan jangka panjang. Produk yang ditawarkan bisa bermacam-macam: mulai dari reksa dana, asuransi unit link, crypto mining, hingga investasi berjangka tinggi. Sayangnya, semua itu hanyalah bualan untuk mengelabui korban dan mendapatkan dana sebanyak-banyaknya.
Setelah korban tertarik, agen ini akan meminta transfer dana ke rekening pribadi atau perusahaan fiktif. Mereka berdalih bahwa ini bagian dari sistem penanaman modal atau biaya awal registrasi. Korban biasanya tak curiga karena seluruh proses tampak “profesional” — disertai form registrasi, nota digital, bahkan kontrak perjanjian yang tampak legal. Tak lama setelah dana dikirim, agen mulai sulit dihubungi, produk investasi yang dijanjikan tidak kunjung terlihat, dan korban mulai menyadari bahwa mereka telah ditipu.
Yang membuat modus ini sangat berbahaya adalah pendekatannya yang terkesan pribadi dan meyakinkan. Korban merasa dipahami dan dibantu oleh seseorang yang tampak ahli. Dalam beberapa kasus, pelaku bahkan membagikan portofolio palsu yang seolah-olah menunjukkan keberhasilan klien sebelumnya. Mereka juga tak segan menggunakan nama lembaga resmi — yang jika ditelusuri, ternyata palsu atau hanya nama yang mirip dengan institusi yang sah.
Agar tidak menjadi korban, masyarakat perlu mempelajari tanda-tanda penipuan konsultan finansial palsu:
- Waspadai konsultan yang tidak terdaftar secara resmi. Konsultan keuangan yang sah biasanya memiliki lisensi dari lembaga seperti CFP (Certified Financial Planner) atau izin OJK.
- Jangan transfer dana ke rekening pribadi. Konsultan profesional hanya memberi saran, bukan menampung uang investor secara langsung.
- Selalu cek legalitas produk investasi yang ditawarkan. Gunakan situs resmi OJK atau BEI untuk memverifikasi apakah produk dan perusahaannya benar-benar terdaftar.
- Hati-hati dengan gaya komunikasi yang terlalu menekan atau mendesak. Profesional sejati memberi waktu bagi klien untuk berpikir dan tidak memaksa mengambil keputusan cepat.
- Verifikasi identitas dan afiliasi. Jika konsultan mengaku berasal dari lembaga besar, cari tahu apakah benar orang tersebut bekerja di sana.
Korban dari modus ini berasal dari berbagai latar belakang — karyawan muda yang ingin memulai investasi, orang tua yang ingin menyiapkan dana pensiun, hingga mahasiswa yang baru belajar soal finansial. Dalam banyak kasus, kerugian yang dialami tidak hanya dalam bentuk materi, tetapi juga rasa malu dan trauma karena merasa dibodohi oleh seseorang yang dipercaya.
Penipuan dengan dalih “konsultan finansial” ini menggambarkan bagaimana pengetahuan setengah matang dapat dimanfaatkan untuk tujuan jahat. Masyarakat perlu terus diedukasi bahwa tidak semua orang yang berbicara tentang investasi di media sosial adalah ahli keuangan. Literasi finansial bukan hanya soal tahu jenis produk, tetapi juga tahu cara memilih mitra yang benar.
Jangan biarkan penampilan profesional dan kata-kata manis membuat Anda lengah. Investasi yang sehat selalu dimulai dengan kejelasan hukum, transparansi informasi, dan proses yang bisa diverifikasi. Jika seseorang datang menawarkan solusi cepat kaya tanpa risiko, dengan klaim kredensial yang tidak jelas, maka kemungkinan besar itu adalah jebakan berkedok nasihat keuangan.