Platform media sosial seperti Instagram kini tak hanya digunakan untuk berbagi foto dan video, tapi juga menjadi sasaran empuk bagi para pelaku kejahatan digital. Salah satu modus yang kian marak adalah peretasan akun Instagram untuk digunakan sebagai alat penipuan. Setelah berhasil meretas akun seseorang, pelaku akan menyamar sebagai pemilik akun dan mulai menghubungi daftar teman korban dengan berbagai dalih, salah satunya meminta transfer pulsa.
Kejahatan ini sering kali diawali dengan pesan pribadi dari akun yang sudah diretas. Pelaku biasanya menggunakan bahasa yang akrab agar penerima pesan merasa percaya. Mereka mengaku sedang mengalami kondisi darurat, misalnya ponsel bermasalah atau kehabisan pulsa, lalu meminta dikirimkan pulsa atau kode voucher dalam jumlah tertentu.
Karena pesan tersebut berasal dari akun teman atau kerabat yang dikenal, banyak yang tidak menyadari bahwa mereka sedang berhadapan dengan penipu. Apalagi jika gaya bahasa yang digunakan sangat meyakinkan dan tidak mencurigakan. Korban pun tanpa berpikir panjang langsung mengirimkan pulsa atau kode yang diminta.
Yang lebih berbahaya, pelaku tidak hanya menyasar satu orang. Dalam waktu singkat, mereka bisa menyebar pesan serupa ke puluhan atau bahkan ratusan kontak yang tersimpan di akun Instagram korban. Alhasil, jumlah kerugian pun bisa bertambah besar dalam waktu singkat.
Modus ini kerap menyasar akun-akun yang tidak dilindungi sistem keamanan ganda. Banyak pengguna Instagram yang belum mengaktifkan fitur autentikasi dua faktor (2FA), sehingga akun mereka lebih mudah diretas hanya dengan membobol email atau kata sandi yang lemah. Ini menjadi celah utama bagi pelaku untuk mengambil alih akun secara diam-diam.
Selain meminta pulsa, beberapa pelaku juga menggunakan akun yang diretas untuk menipu dalam bentuk lain, seperti menawarkan barang murah, membuka donasi palsu, atau mengajak untuk ikut investasi fiktif. Korban baru menyadari setelah barang tidak dikirim, atau setelah nomor pelaku sudah tidak bisa dihubungi.
Untuk mencegah hal ini, pengguna media sosial perlu lebih waspada dan menerapkan perlindungan berlapis pada akunnya. Gunakan kata sandi yang kuat, jangan menggunakan kata sandi yang sama untuk berbagai platform, serta aktifkan fitur keamanan tambahan. Hindari juga mengklik link mencurigakan yang mungkin mengarahkan ke halaman login palsu.
Jika akun diretas, segera ambil langkah pemulihan melalui fitur yang disediakan platform. Selain itu, informasikan kepada teman dan keluarga agar tidak percaya pada pesan mencurigakan dari akun tersebut. Jangan ragu melaporkan kasus peretasan ke pihak Instagram agar akun bisa diamankan sesegera mungkin.
Penipuan dengan modus minta pulsa mungkin terdengar sederhana, tapi tetap saja bisa menyebabkan kerugian, apalagi jika dilakukan dalam skala besar. Kepercayaan yang sudah dibangun di media sosial dimanfaatkan oleh pelaku untuk mengecoh banyak orang. Karena itu, selalu waspadai setiap permintaan yang tidak biasa, meski datang dari orang yang tampaknya dikenal.