Semakin tingginya minat masyarakat terhadap investasi membuat berbagai aplikasi keuangan bermunculan di pasar digital. Sayangnya, banyak di antaranya hanya berperan sebagai topeng untuk penipuan. Salah satu modus yang belakangan marak adalah aplikasi investasi digital yang menjanjikan bonus harian, namun di balik iming-iming tersebut ternyata tersembunyi skema yang fiktif dan merugikan.
Modus ini biasanya bermula dari iklan yang tersebar luas di media sosial, situs berita, atau video daring. Aplikasi tersebut mengklaim sebagai platform investasi modern dengan fitur auto-trading, micro-investing, atau manajemen aset berbasis AI. Untuk menarik pengguna baru, mereka menjanjikan bonus harian yang bisa langsung dilihat setelah melakukan top up saldo awal. Imbal hasil yang dijanjikan berkisar antara 1% hingga 3% per hari, angka yang jelas tidak masuk akal dalam dunia investasi riil.
Setelah pengguna mengunduh aplikasi dan mendaftar, mereka diarahkan untuk menyetor dana ke dalam akun mereka, sering kali melalui metode transfer bank atau dompet digital ke rekening atas nama pribadi. Setelah itu, tampilan aplikasi akan menunjukkan saldo meningkat setiap hari, lengkap dengan grafik pertumbuhan dan statistik performa yang terlihat meyakinkan.
Namun, kenyataannya tidak ada proses investasi yang berlangsung di balik sistem tersebut. Bonus harian yang ditampilkan hanyalah angka simulasi, bukan hasil dari aktivitas keuangan nyata. Sistem ini bekerja seperti skema ponzi: dana dari pengguna baru digunakan untuk membayar penarikan dari pengguna lama. Saat jumlah pengguna baru menurun, sistem mulai macet. Pengguna tidak bisa menarik dana, fitur aplikasi bermasalah, dan layanan pelanggan mulai menghilang.
Dalam banyak kasus, aplikasi ini sengaja dibangun untuk bertahan dalam jangka pendek. Setelah dana dalam jumlah besar terkumpul, pengembang menutup akses aplikasi, mematikan situs web, dan menghilang tanpa jejak. Ribuan pengguna yang merasa sudah mendapatkan keuntungan justru kehilangan seluruh saldo mereka karena tidak sempat menarik dana saat sistem ambruk.
Untuk menghindari penipuan seperti ini, masyarakat perlu memahami bahwa investasi dengan imbal hasil tetap dan tinggi setiap hari adalah tanda bahaya. Tidak ada instrumen legal yang bisa menjanjikan keuntungan tetap harian tanpa risiko, apalagi jika disertai bonus yang hanya berlaku jika merekrut pengguna baru.
Ciri-ciri lain yang patut diwaspadai adalah:
- Aplikasi tidak tersedia di toko aplikasi resmi atau sering berganti nama.
- Tidak ada informasi tentang pengelola, izin usaha, atau lembaga pengawas seperti OJK atau Bappebti.
- Skema bonus referral lebih ditonjolkan daripada informasi tentang instrumen investasi itu sendiri.
Sebelum menaruh uang dalam aplikasi apa pun, pastikan platform tersebut memiliki legalitas jelas, alamat kantor nyata, dan layanan pelanggan yang responsif. Cari ulasan dari sumber independen, bukan hanya dari testimoni di dalam aplikasi yang bisa dimanipulasi.
Jangan biarkan keinginan mendapat untung cepat justru membawa kerugian yang besar. Aplikasi yang menjanjikan bonus harian dan pertumbuhan saldo otomatis tanpa penjelasan mendetail adalah sinyal kuat dari penipuan digital. Selalu bijak dalam berinvestasi: bukan yang paling cepat menghasilkan yang terbaik, tetapi yang paling transparan dan berizin yang paling aman.