Penipuan dengan modus mengaku sebagai anak kos yang sedang dalam kesulitan menjadi salah satu skenario yang cukup sering muncul dan menimbulkan kerugian emosional dan finansial bagi korban. Dalam kasus ini, pelaku menghubungi keluarga, kerabat, atau bahkan orang asing melalui media sosial, pesan singkat, atau aplikasi chatting, mengaku sebagai anak kos yang membutuhkan bantuan dana mendesak. Cerita yang dibangun sangat meyakinkan dan dirancang untuk menyentuh hati agar korban segera memberikan uang tanpa banyak bertanya.
Biasanya, pelaku akan menjelaskan bahwa mereka sedang menghadapi masalah serius seperti kebutuhan biaya pengobatan, kehabisan uang untuk makan, atau terkendala pembayaran sewa kos yang harus segera dilunasi. Mereka memanfaatkan rasa kasihan dan kepedulian dari pihak yang dihubungi agar segera mengirimkan uang ke rekening yang sudah disiapkan. Tidak jarang pula penipu mengaku sebagai mahasiswa yang jauh dari keluarga sehingga sulit mendapatkan bantuan langsung.
Modus ini semakin meyakinkan karena pelaku sering menggunakan bahasa yang sopan, kalimat yang emosional, bahkan kadang menyisipkan foto atau video palsu sebagai bukti keadaan darurat yang mereka alami. Dalam beberapa kasus, penipu juga membuat akun media sosial palsu dengan nama yang menyerupai korban asli atau menggunakan identitas orang lain yang sebenarnya.
Setelah korban memberikan sejumlah uang, penipu tidak langsung berhenti, melainkan terus menghubungi dengan alasan baru agar kiriman dana dilanjutkan. Siklus ini bisa berlangsung dalam waktu yang lama dan menyebabkan kerugian finansial yang besar bagi korban, yang biasanya adalah keluarga atau teman dekat si “anak kos” palsu tersebut.
Untuk menghindari penipuan ini, sangat penting bagi siapa pun yang menerima permintaan uang dengan cerita seperti ini untuk melakukan verifikasi terlebih dahulu. Hubungi langsung orang yang bersangkutan melalui nomor telepon resmi atau kunjungi tempat tinggalnya jika memungkinkan. Jangan mudah percaya hanya berdasarkan cerita yang disampaikan lewat pesan.
Selain itu, waspadai akun-akun baru atau yang memiliki aktivitas mencurigakan di media sosial yang tiba-tiba mengirim pesan meminta bantuan uang. Penggunaan teknologi seperti video call bisa menjadi salah satu cara memastikan identitas dan kondisi nyata dari orang yang mengaku dalam kesulitan.
Penipuan dengan modus mengaku anak kos mengajarkan kita bahwa rasa empati dan kepedulian harus diimbangi dengan kewaspadaan dan verifikasi. Karena penipu tidak segan-segan memanfaatkan sisi kemanusiaan untuk meraup keuntungan pribadi, langkah hati-hati dan cerdas sangat diperlukan agar tidak menjadi korban dalam jebakan yang memanfaatkan emosi tersebut.
