Example floating
Example floating
Example 728x250
Sosial dan UmumSPKT

Modus Arisan Online: Uang Masuk, Admin Hilang

5
×

Modus Arisan Online: Uang Masuk, Admin Hilang

Sebarkan artikel ini
Example 468x60

Arisan online semula dianggap sebagai solusi keuangan ringan yang menyenangkan dan praktis. Dengan hanya bermodalkan grup WhatsApp atau Telegram, banyak orang berkumpul, menyetor sejumlah uang secara rutin, dan berharap bisa mendapat giliran menerima dana sesuai jadwal yang disepakati. Tapi di balik kemudahan itu, muncul gelombang penipuan yang kian mengkhawatirkan: uang korban masuk, namun admin sebagai pengelola arisan tiba-tiba lenyap begitu saja.

Pelaku umumnya memulai dengan membentuk citra terpercaya. Mereka mengelola beberapa arisan kecil lebih dulu dan selalu membayar tepat waktu. Bahkan ada yang dengan sengaja membuat beberapa peserta “boneka” untuk memberikan testimoni positif agar tampak meyakinkan. Setelah berhasil membangun kepercayaan dan mengumpulkan banyak peserta, pelaku pun mulai membuka arisan baru dengan jumlah setor yang lebih besar.

CALL CENTER
Example 300x600
Kapolres Pangandaran

Dalam skema ini, korban menyetor dana setiap minggu atau bulan. Awalnya berjalan lancar: giliran pencairan tetap, komunikasi di grup aktif, dan tidak ada tanda-tanda mencurigakan. Namun setelah uang terkumpul dalam jumlah besar—biasanya di tengah atau menjelang akhir periode—tiba-tiba admin tidak bisa dihubungi. Grup ditutup, nomor telepon diblokir, dan akun media sosial pelaku menghilang dari peredaran.

Yang tersisa hanyalah para korban yang bingung, marah, dan saling menyalahkan. Beberapa yang sudah sempat menerima dana biasanya memilih diam, sementara yang belum mendapat apa-apa harus menanggung kerugian penuh. Situasi ini menimbulkan konflik internal, bahkan merusak hubungan sosial antar peserta yang sebelumnya saling percaya.

Modus arisan bodong ini banyak terjadi karena tidak adanya regulasi yang jelas dalam praktik arisan online. Semua dijalankan atas dasar kepercayaan, tanpa ikatan hukum, tanpa perjanjian tertulis, dan tanpa pengawasan. Ini membuat pelaku mudah lepas tangan dan korban sulit menempuh jalur hukum. Bahkan banyak kasus yang tidak pernah dilaporkan karena korban merasa malu atau takut dianggap ceroboh.

Korban penipuan arisan online tidak terbatas pada satu golongan. Dari ibu rumah tangga, mahasiswa, hingga pegawai swasta, semuanya bisa terkena jika tidak waspada. Rata-rata mereka tertarik karena nominal setoran kecil dan tampak seperti “tabungan bersama” yang aman. Padahal, tanpa sistem yang transparan dan akuntabel, risiko penipuan sangat besar.

Penting untuk diingat bahwa tidak semua arisan online itu bermasalah. Ada juga yang dijalankan secara jujur dan terbuka. Namun, peserta harus memastikan bahwa admin benar-benar dikenal, bisa dipercaya, dan bersedia membuat perjanjian tertulis. Idealnya, sistem pengelolaan uang dilakukan transparan, ada bukti transaksi, dan disimpan dalam rekening bersama yang bisa diaudit oleh seluruh anggota.

Jika ingin ikut arisan online, pastikan untuk tidak tergiur oleh iming-iming keuntungan besar atau bonus dadakan. Arisan bukanlah investasi, melainkan sistem distribusi dana bergilir. Jika konsep ini dilanggar—misalnya dengan janji return lebih tinggi, bonus anggota baru, atau sistem rekrutmen—maka besar kemungkinan itu bukan arisan, melainkan skema ponzi terselubung.

Arisan seharusnya mempererat hubungan sosial, bukan menjadi celah penipuan. Maka dari itu, kehati-hatian dan literasi keuangan harus ditingkatkan agar tidak lagi ada cerita uang habis dan admin kabur. Pelajaran mahal ini semestinya tak perlu terulang.

Example 468x60
Example 120x600
Example 468x60

Komentar