Example floating
Example floating
Example 728x250
Sosial dan UmumSPKT

Penipu Gunakan Aplikasi Caller ID Palsu

5
×

Penipu Gunakan Aplikasi Caller ID Palsu

Sebarkan artikel ini
Example 468x60

Modus penipuan melalui sambungan telepon kini semakin canggih. Para pelaku kejahatan digital mulai memanfaatkan aplikasi pengubah Caller ID agar nomor mereka terlihat seperti milik lembaga resmi, bank, atau bahkan kerabat korban. Strategi ini membuat masyarakat makin sulit membedakan mana panggilan asli dan mana yang merupakan rekayasa.

Dengan teknologi spoofing, pelaku dapat menampilkan nomor telepon yang sudah dikenal korban. Misalnya, pelaku mengatur agar nomor yang muncul di layar terlihat seperti nomor kantor polisi, bank, atau bahkan nama kontak pribadi seperti “Mama” atau “Kakak”. Hal ini dilakukan agar korban langsung percaya dan mengikuti instruksi tanpa curiga.

CALL CENTER
Example 300x600
Kapolres Pangandaran

Dalam banyak kasus, korban menerima telepon dengan nada serius dari seseorang yang mengaku sebagai petugas bank atau penegak hukum. Pelaku kemudian menyampaikan informasi palsu seperti ancaman pemblokiran rekening, transaksi mencurigakan, atau surat panggilan dari kejaksaan. Semuanya disampaikan dengan tekanan emosional dan rasa urgensi tinggi.

Korban yang terkejut dan tidak memiliki cukup pengetahuan soal teknologi caller ID palsu cenderung langsung menuruti permintaan pelaku. Beberapa diminta memberikan kode OTP, informasi kartu ATM, atau langsung diarahkan untuk mentransfer uang ke rekening “penyidik”.

Padahal, lembaga resmi tidak pernah meminta data pribadi atau transaksi lewat telepon. Namun karena nomor yang muncul tampak resmi, masyarakat terjebak dan merasa tidak punya alasan untuk menolak. Setelah menyadari bahwa mereka tertipu, semuanya sudah terlambat—uang sudah berpindah tangan dan nomor pelaku tidak bisa lagi dihubungi.

Penggunaan caller ID palsu ini bukan hanya menyasar kalangan lansia. Anak muda pun banyak yang menjadi korban, terutama jika mereka jarang berinteraksi langsung dengan instansi resmi dan belum pernah menerima panggilan darurat sebelumnya.

Pihak berwenang menyarankan masyarakat agar tidak langsung percaya hanya karena melihat nama kontak atau nomor yang familiar di layar. Perlu dilakukan verifikasi ulang, baik dengan menutup telepon dan menelepon kembali nomor resmi, atau menghubungi pihak terkait melalui jalur komunikasi resmi.

Beberapa aplikasi ponsel pintar kini juga sudah menyediakan fitur untuk mendeteksi kemungkinan spoofing atau menandai nomor yang sering digunakan penipu. Namun hal ini belum cukup untuk mengimbangi kecepatan dan kelicikan para pelaku penipuan.

Langkah terbaik untuk melindungi diri adalah meningkatkan kesadaran, waspada terhadap segala jenis telepon yang tiba-tiba bersifat mendesak, dan tidak pernah memberikan data pribadi dalam kondisi tertekan. Teknologi semakin canggih, tapi kehati-hatian tetap jadi benteng pertahanan utama.

Example 468x60
Example 120x600
Example 468x60

Komentar