Era dompet digital memang memudahkan berbagai transaksi, tapi juga memberi peluang baru bagi para penipu untuk melarikan hasil kejahatan dengan lebih cepat dan sulit dilacak. Ketika dulu para pelaku kejahatan finansial masih mengandalkan rekening bank, kini mereka cukup membuat akun dompet digital dengan identitas palsu untuk menjalankan modus penipuannya.
Banyak kasus penipuan yang menggunakan dompet digital sebagai tempat tujuan transfer uang dari korban. Dalam penipuan jual beli online, misalnya, pelaku menawarkan barang fiktif di platform media sosial atau marketplace palsu, lalu mengarahkan pembayaran ke dompet digital yang telah mereka siapkan. Setelah dana diterima, pelaku langsung memindahkannya ke akun lain atau melakukan penarikan tunai lewat merchant, sehingga dana nyaris tak bisa dilacak lagi.
Kemudahan pembuatan akun dompet digital juga menjadi celah besar. Dengan hanya bermodal KTP yang diperoleh secara ilegal atau dibuat dari data palsu, pelaku bisa membuka akun baru dengan nama dan nomor yang tidak berhubungan langsung dengan identitas mereka sebenarnya. Hal ini menyulitkan pihak berwenang untuk menelusuri keberadaan mereka setelah penipuan terjadi.
Dompet digital juga memungkinkan pencairan instan dan penggunaan untuk belanja online, top up game, pembelian kripto, hingga transaksi lintas platform. Dalam hitungan menit, uang korban bisa berpindah tangan berkali-kali tanpa jejak yang jelas. Bahkan, beberapa pelaku menyambungkan akun dompet digital mereka dengan akun luar negeri atau platform gelap untuk benar-benar menghilangkan uang dari sistem nasional.
Dalam beberapa kasus, pelaku juga menggunakan akun dompet digital milik orang lain sebagai ‘penampung’, baik dengan menyewanya, meminjam, atau bahkan meretas. Ini menambah lapisan perlindungan bagi pelaku utama dan menjadikan proses pelacakan semakin rumit.
Korban penipuan yang melakukan pelaporan sering kali mengalami kesulitan karena tidak ada nama dan rekening bank yang bisa dijadikan acuan. Layanan dompet digital pun tak selalu responsif atau memiliki prosedur yang memadai untuk menangani kasus semacam ini, terlebih jika korban tidak melaporkannya dalam waktu cepat setelah transaksi terjadi.
Penting bagi masyarakat untuk mengenali pola-pola penipuan yang mengandalkan dompet digital sebagai sarana kabur. Jangan pernah mentransfer uang ke akun yang tidak dikenal hanya karena tergiur tawaran menarik atau ditekan oleh ancaman tertentu. Pastikan segala transaksi dilakukan melalui platform terpercaya dengan fitur proteksi pengguna.
Pihak penyedia layanan dompet digital juga perlu memperketat proses verifikasi identitas, menerapkan sistem deteksi penipuan yang lebih canggih, serta bekerja sama dengan aparat penegak hukum untuk mempercepat penanganan kasus.
Dompet digital sejatinya adalah alat bantu dalam kehidupan modern, tetapi jika disalahgunakan, ia bisa menjadi kendaraan tercepat bagi penjahat untuk menghilangkan hasil kejahatannya. Oleh karena itu, tingkatkan kewaspadaan, kenali lawan transaksi, dan lindungi data keuangan pribadi dengan sebaik-baiknya.