Example floating
Example floating
Example 728x250
Sosial dan UmumSPKT

Penipuan Lewat Chatbot Palsu di Situs Resmi

9
×

Penipuan Lewat Chatbot Palsu di Situs Resmi

Sebarkan artikel ini
Example 468x60

Di era modern, semakin banyak layanan digital yang menggunakan chatbot untuk memberikan bantuan langsung kepada pengguna. Chatbot ini umumnya muncul sebagai jendela percakapan otomatis di sudut layar situs resmi, menawarkan bantuan cepat dan efisien tanpa harus menunggu layanan customer service manual. Namun, kecanggihan ini mulai dieksploitasi oleh pelaku penipuan dengan menciptakan chatbot palsu yang disisipkan ke dalam situs web yang menyerupai situs asli.

Modus ini dilakukan dengan membuat salinan tampilan dari situs resmi perusahaan ternama, seperti bank, e-commerce, hingga layanan telekomunikasi. Situs tiruan ini sering kali dibuat dengan sangat mirip, mulai dari logo, warna, tata letak, hingga alamat domain yang hampir serupa—hanya beda satu huruf atau memakai akhiran domain yang berbeda (seperti .co menjadi .cc, atau .com menjadi .net). Di dalamnya, disematkan chatbot yang akan muncul dan menyapa pengunjung seperti asisten digital biasa.

CALL CENTER
Example 300x600
Kapolres Pangandaran

Ketika pengunjung yang tidak curiga memulai percakapan, chatbot akan menanyakan informasi pribadi. Awalnya, pertanyaannya tampak wajar: nama lengkap, nomor HP, atau email. Namun, seiring percakapan berlangsung, chatbot mulai meminta hal-hal sensitif seperti nomor rekening, kode OTP, atau bahkan PIN. Chatbot ini dirancang seolah-olah sedang memverifikasi data untuk menyelesaikan keluhan, mengaktifkan promo, atau mempercepat proses pendaftaran layanan tertentu.

Yang berbahaya, karena tampilan situs dan chatbot terlihat profesional, banyak pengguna yang tidak menyadari bahwa mereka sedang berinteraksi dengan program jahat. Semua data yang diketik oleh korban langsung dikirim ke pelaku yang berada di balik sistem tersebut. Dalam hitungan menit, akun korban bisa diambil alih, transaksi dilakukan tanpa sepengetahuan, bahkan dana di rekening bisa dikuras habis.

Parahnya lagi, chatbot palsu ini juga bisa digunakan untuk menyebarkan tautan berbahaya. Misalnya, bot akan menawarkan file “invoice” atau “bukti pengembalian dana” yang sebenarnya adalah file malware, spyware, atau aplikasi peretas ringan. Ketika diunduh atau diklik, perangkat korban bisa terinfeksi dan semakin membuka jalan bagi penipuan berlapis.

Untuk mencegah menjadi korban dari chatbot palsu, masyarakat perlu sangat berhati-hati dalam memastikan situs yang dikunjungi benar-benar resmi. Periksa alamat URL dengan cermat, jangan hanya membaca sekilas. Gunakan bookmark atau mesin pencari terpercaya untuk mengakses situs penting seperti perbankan dan layanan pembayaran. Hindari mengklik tautan dari email atau pesan singkat yang tidak jelas asal-usulnya.

Selain itu, penting untuk tidak sembarangan memberikan informasi pribadi di chatbot, terutama jika belum diverifikasi keasliannya. Layanan resmi umumnya tidak akan pernah meminta kode OTP, PIN, atau password melalui chat otomatis. Jika merasa ragu, tutup percakapan dan hubungi langsung customer service melalui nomor resmi atau aplikasi yang telah diverifikasi.

Penipuan melalui chatbot palsu adalah bukti bahwa teknologi bisa menjadi alat bantu sekaligus ancaman tergantung siapa yang mengendalikannya. Dalam dunia digital yang terus berkembang, kehati-hatian dan kesadaran pengguna menjadi benteng pertahanan paling awal yang bisa menyelamatkan data dan keuangan dari ulah penipu.

Example 468x60
Example 120x600
Example 468x60

Komentar