Example floating
Example floating
Example 728x250
Sosial dan UmumSPKT

Penipuan Mengatasnamakan Brand Ternama di Iklan Search Engine

3
×

Penipuan Mengatasnamakan Brand Ternama di Iklan Search Engine

Sebarkan artikel ini
Example 468x60

Di tengah pesatnya penggunaan mesin pencari sebagai pintu masuk utama pengguna internet untuk mencari informasi, muncul modus baru penipuan yang sangat berbahaya namun kerap luput dari perhatian: iklan palsu yang mengatasnamakan brand ternama. Penipu memanfaatkan fitur iklan berbayar di search engine untuk membuat situs tiruan yang seolah-olah resmi, padahal sebenarnya merupakan jebakan yang dirancang untuk mencuri data, uang, atau bahkan identitas digital korban.

Saat seseorang mengetikkan kata kunci seperti “daftar kartu kredit bank A” atau “beli tiket pesawat murah”, hasil pencarian teratas sering kali merupakan iklan. Modus kejahatan siber ini bekerja dengan menyamarkan situs palsu dalam bentuk iklan tersebut. Dengan tampilan yang identik—lengkap dengan logo resmi, font mirip, dan antarmuka profesional—korban yang tidak waspada bisa dengan mudah terkecoh dan mengeklik link palsu itu.

CALL CENTER
Example 300x600
Kapolres Pangandaran

Begitu masuk ke dalam situs tiruan, korban akan diminta mengisi formulir pendaftaran, memasukkan nomor identitas, nomor rekening, OTP, bahkan username dan password. Dalam beberapa kasus, korban juga diminta langsung melakukan pembayaran untuk sebuah layanan atau produk yang sebenarnya tidak pernah ada. Tak lama setelah informasi atau dana diserahkan, situs tersebut akan menghilang, dan semua akses komunikasi terputus.

Yang membuat modus ini makin menakutkan adalah karena iklan-iklan palsu tersebut bisa lolos dari filter otomatis, bahkan tayang di platform besar yang dianggap terpercaya. Ini menimbulkan rasa aman palsu bagi pengguna awam yang mengira mereka sedang mengakses layanan resmi. Tak sedikit korban yang tertipu karena merasa iklan di search engine pasti sudah diverifikasi.

Penipu tidak hanya mengincar individu, tetapi juga perusahaan kecil dan menengah yang sedang mencari layanan digital tertentu. Mereka menggunakan nama-nama besar untuk membangun kredibilitas semu dan memancing rasa percaya dengan cepat. Dalam sekejap, informasi sensitif bisa dicuri dan disalahgunakan untuk berbagai tindak kriminal lanjutan.

Cara kerja mereka pun semakin rapi. Selain membuat situs tiruan, pelaku sering kali menyiapkan akun layanan pelanggan palsu yang akan menjawab pertanyaan pengguna secara otomatis untuk memperkuat ilusi profesionalitas. Bahkan, sebagian di antaranya menggunakan chatbot atau email resmi palsu yang domainnya hampir sama dengan situs asli.

Untuk menghindari jebakan ini, masyarakat perlu membiasakan diri untuk selalu mengecek URL secara teliti, memastikan domain sesuai dengan situs resmi, dan sebisa mungkin tidak mengklik hasil pencarian berlabel “Iklan” tanpa verifikasi lebih lanjut. Lebih aman lagi jika langsung mengetikkan alamat situs resmi di bilah pencarian browser daripada mencarinya melalui mesin pencari.

Penipuan dengan iklan search engine ini adalah bukti bahwa kejahatan digital terus berinovasi mengikuti kebiasaan pengguna. Edukasi digital menjadi sangat penting agar pengguna tidak hanya cakap menggunakan teknologi, tetapi juga cerdas mengenali potensi jebakan yang tersembunyi di balik kenyamanan internet.

Example 468x60
Example 120x600
Example 468x60

Komentar