Example floating
Example floating
Example 728x250
Sosial dan UmumSPKT

Tawaran Jadi Talent Sinetron Tipu Ratusan Pelajar dan Orangtua

6
×

Tawaran Jadi Talent Sinetron Tipu Ratusan Pelajar dan Orangtua

Sebarkan artikel ini
Example 468x60

Dunia hiburan selalu memiliki daya tarik tersendiri, khususnya bagi kalangan muda yang bermimpi menjadi artis terkenal. Nama-nama besar dari layar kaca menjadi inspirasi bagi banyak pelajar yang ingin menapaki jalan serupa. Sayangnya, mimpi inilah yang justru sering dijadikan alat oleh penipu untuk menjalankan modus yang kejam: mengelabui pelajar dan orangtua mereka dengan janji akan direkrut sebagai talent sinetron, lalu meminta bayaran dengan dalih administrasi atau pendaftaran.

Modus ini biasanya dimulai dengan promosi di media sosial. Akun-akun tertentu mengunggah poster audisi bertuliskan “Dibutuhkan Talent Sinetron!”, “Lowongan Casting Anak Remaja”, atau “Langsung Main di Sinetron TV Nasional!”. Nama stasiun televisi besar kadang dicatut tanpa izin untuk memberi kesan profesional dan meyakinkan. Mereka mencantumkan nomor WhatsApp, lengkap dengan syarat yang tampak ringan: usia 10–20 tahun, percaya diri, dan tidak perlu pengalaman.

CALL CENTER
Example 300x600
Kapolres Pangandaran

Banyak pelajar tertarik dan langsung mendaftar, terutama mereka yang memang aktif di dunia modeling sekolah atau sudah punya mimpi jadi aktor. Pelaku lalu menyapa calon korban secara personal, menyebut bahwa wajah dan penampilan mereka sangat cocok untuk peran tertentu. Untuk meyakinkan, pelaku bisa mengirim skrip latihan, contoh foto lokasi syuting, dan bahkan menyebut nama sutradara atau artis terkenal yang konon akan terlibat.

Tak berhenti di situ, pelaku kemudian menyampaikan bahwa agar bisa lolos tahap final, korban harus membayar sejumlah uang. Alasannya bervariasi — bisa sebagai “biaya administrasi casting”, “biaya pendaftaran agensi”, “biaya wardrobe dan make-up”, bahkan “biaya legalitas tampil di TV”. Nominalnya tak terlalu besar untuk ukuran mimpi yang ditawarkan, berkisar antara Rp150.000 hingga Rp750.000. Namun jika dikalikan dengan banyaknya korban, jumlah itu bisa sangat besar.

Orang tua korban, terutama yang ingin mendukung cita-cita anaknya, sering kali turut terjebak. Mereka menyangka bahwa ini adalah kesempatan emas, dan percaya bahwa dalam dunia hiburan, biaya seperti itu mungkin hal biasa. Bahkan ada yang rela meminjam uang agar anaknya bisa mengikuti “casting resmi” dan mendapatkan peran walau kecil.

Namun, setelah uang ditransfer, pelaku mulai menghindar. Jadwal casting diundur terus-menerus, lokasi berubah tanpa kejelasan, atau mereka tiba-tiba tidak membalas pesan sama sekali. Ada juga yang menggelar “casting bohongan” di tempat umum hanya untuk formalitas, lalu menghilang setelah menyatakan semua peserta “lolos” dan diminta menyetor biaya tambahan.

Mirisnya, sebagian korban menyalahkan diri sendiri atau anak mereka karena merasa terlalu percaya diri. Ada pula yang malu melapor karena merasa tertipu oleh mimpi mereka sendiri. Padahal jelas, penipuan semacam ini sangat terstruktur dan telah menargetkan kelompok masyarakat tertentu dengan cara yang terencana.

Penipuan bermodus audisi seperti ini tidak hanya merugikan secara materi, tapi juga menghancurkan kepercayaan diri dan semangat generasi muda. Mereka yang tadinya penuh harapan bisa menjadi artis, justru merasa dipermalukan dan kehilangan motivasi karena menjadi korban janji palsu.

Untuk mencegah kasus serupa, penting bagi masyarakat — khususnya orang tua dan pelajar — untuk memahami bahwa casting atau audisi resmi tidak pernah meminta uang di awal. Stasiun televisi dan rumah produksi profesional memiliki jalur rekrutmen yang jelas, terbuka, dan tidak akan meminta bayaran untuk peluang tampil.

Jika mendapatkan tawaran semacam ini, jangan ragu untuk melakukan verifikasi langsung ke perusahaan yang namanya dicatut. Cari tahu lewat situs resmi atau akun media sosial terverifikasi, dan waspadai akun-akun yang hanya berinteraksi lewat pesan pribadi atau tanpa informasi perusahaan yang jelas. Jangan tergiur hanya karena kata-kata manis dan janji popularitas.

Mimpi menjadi artis memang indah, tapi jalannya harus ditempuh dengan realitas dan kewaspadaan. Jangan biarkan mimpi itu dirusak oleh pelaku yang hanya ingin memanfaatkan semangat anak muda demi keuntungan pribadi. Edukasi digital dan literasi media menjadi bekal penting agar generasi muda bisa membedakan mana peluang sejati dan mana sekadar umpan penipuan.

Example 468x60
Example 120x600
Example 468x60

Komentar