Example floating
Example floating
Example 728x250
Sosial dan UmumSPKT

Toko Online Imitasi, Ribuan Konsumen Tertipu

69
×

Toko Online Imitasi, Ribuan Konsumen Tertipu

Sebarkan artikel ini

Belanja online kini menjadi gaya hidup masyarakat modern. Kemudahan dalam memesan barang dari rumah, beragam pilihan produk, hingga diskon besar-besaran membuat e-commerce semakin diminati. Sayangnya, tren ini juga diiringi dengan peningkatan kejahatan digital, salah satunya adalah toko online palsu (imitasi) yang dirancang untuk menipu konsumen.

Toko online imitasi adalah situs atau akun yang meniru tampilan toko resmi, lengkap dengan logo, gambar produk, deskripsi, hingga ulasan palsu. Beberapa bahkan meniru marketplace ternama dengan menyisipkan nama yang sangat mirip—cukup satu huruf beda atau menambahkan tanda baca—untuk menipu mata pengguna. Banyak konsumen yang tidak menyadari bahwa mereka bertransaksi di platform tiruan, bukan toko resmi.

CALL CENTER
Example 300x600
Kapolres Pangandaran

Modus ini sangat efektif karena pelaku memanfaatkan kecenderungan konsumen untuk tergiur harga murah. Toko online palsu biasanya menawarkan produk-produk populer—seperti gadget, kosmetik, pakaian bermerek, atau perlengkapan rumah tangga—dengan harga miring yang tidak masuk akal. Potongan harga 50% hingga 80% membuat konsumen berpikir bahwa mereka sedang mendapatkan penawaran eksklusif.

Pelaku penipuan juga memperkuat ilusi dengan mencantumkan testimoni pembeli palsu, menggunakan foto-foto produk dari situs asli, dan memberikan nomor resi palsu. Konsumen yang memesan barang dari situs atau akun ini biasanya tidak pernah menerima produknya, atau jika pun ada barang yang dikirim, kualitasnya sangat jauh dari yang diiklankan. Ada pula yang setelah membayar, tiba-tiba tidak bisa mengakses kembali situs tersebut atau akun penjual hilang begitu saja.

Kasus toko online palsu ini sangat meresahkan karena menyasar semua kalangan, mulai dari remaja hingga ibu rumah tangga. Banyak korban yang awalnya hanya ingin belanja hemat untuk kebutuhan keluarga justru merugi ratusan ribu hingga jutaan rupiah. Tak hanya uang yang hilang, rasa kecewa dan trauma juga menjadi dampak lanjutan yang tidak kalah serius.

Di sisi lain, penipu juga memanfaatkan iklan berbayar di media sosial untuk menjaring korban dalam jumlah lebih besar. Iklan toko palsu ini sering muncul di Instagram, Facebook, TikTok, bahkan di situs berita, karena algoritma periklanan tidak selalu bisa membedakan mana yang sah dan mana yang penipuan. Inilah sebabnya banyak orang tertipu hanya karena mengklik iklan “Flash Sale” atau “Promo Terbatas Hari Ini”.

Pencegahan menjadi kunci utama dalam menghadapi modus ini. Masyarakat perlu memastikan keaslian toko sebelum bertransaksi. Langkah paling sederhana adalah dengan mengecek apakah toko tersebut memiliki website resmi, review dari pelanggan nyata, serta terdaftar di marketplace terpercaya. Hindari transaksi langsung ke rekening pribadi tanpa jaminan sistem escrow atau pihak ketiga yang menjamin keamanan pembayaran.

Selain itu, hati-hati terhadap situs belanja yang tidak menggunakan protokol keamanan (tidak ada “https://” di alamatnya), serta domain yang tidak lazim. Misalnya, jika sebuah toko yang mengaku menjual produk Apple tetapi domainnya menggunakan .xyz atau .blogspot, maka patut dicurigai. Gunakan alat verifikasi seperti “whois” untuk melihat informasi pendaftar situs, serta periksa testimoni melalui sumber eksternal, bukan hanya di situs itu sendiri.

Bagi pengguna media sosial, jangan mudah tergoda dengan iklan atau penawaran dari akun yang tidak terverifikasi. Akun resmi biasanya memiliki centang biru, portofolio lengkap, serta interaksi yang konsisten dengan pelanggan. Jika tidak yakin, lebih baik bertanya langsung kepada layanan pelanggan dari brand atau marketplace resmi.

Belanja online memang nyaman, tetapi kenyamanan tidak boleh mengorbankan kewaspadaan. Lebih baik membayar sedikit lebih mahal di tempat yang terpercaya, daripada kehilangan uang di tempat yang tidak bisa dipercaya. Waspada terhadap toko online palsu adalah bentuk perlindungan diri dan keluarga dari penipuan yang kian marak.

Example 468x60

Komentar