Example floating
Example floating
Example 728x250
Sosial dan UmumSPKT

WhatsApp Clone: Nomor Sama, Tapi Bukan Teman Anda

11
×

WhatsApp Clone: Nomor Sama, Tapi Bukan Teman Anda

Sebarkan artikel ini
Example 468x60

Kemajuan teknologi komunikasi telah memudahkan kita untuk terhubung dengan siapa saja, kapan saja. Namun, kemudahan ini juga membuka celah bagi kejahatan digital, salah satunya melalui modus WhatsApp clone. Dalam skema ini, penipu berhasil menggandakan akun WhatsApp seseorang, sehingga tampilannya — termasuk foto profil, nama, bahkan nomor telepon — terlihat seperti milik orang yang kita kenal. Padahal, pesan-pesan yang masuk sebenarnya dikendalikan oleh orang lain.

Modus ini bekerja dengan cara mencuri akses WhatsApp melalui kode verifikasi (OTP) yang seringkali berhasil didapatkan melalui manipulasi sosial. Misalnya, pelaku akan menghubungi korban asli dengan menyamar sebagai petugas dari pihak tertentu, lalu meyakinkan korban untuk memberikan kode OTP yang masuk ke SMS. Begitu kode itu diberikan, pelaku bisa langsung mengakses akun WhatsApp tersebut dari perangkat lain.

CALL CENTER
Example 300x600
Kapolres Pangandaran

Setelah berhasil menggandakan akun, penipu mulai menghubungi kontak-kontak yang tersimpan dalam daftar korban. Mereka berpura-pura menjadi korban, dan biasanya memulai dengan percakapan ringan agar tidak mencurigakan. Tak lama kemudian, mereka mengarang cerita tentang keadaan darurat, permintaan pinjaman uang, atau kebutuhan mendesak lainnya, dan menyertakan nomor rekening untuk ditransfer.

Karena tampilannya tampak asli, banyak orang yang tidak menyadari bahwa mereka sedang berbicara dengan penipu. Bahkan, beberapa korban merasa tidak perlu mengkonfirmasi ulang lewat panggilan karena mereka sudah merasa yakin mengenali nomor dan foto yang tampil. Inilah yang membuat modus WhatsApp clone menjadi sangat efektif dan berbahaya.

Lebih buruk lagi, korban yang nomornya dikloning sering kali tidak menyadari apa yang terjadi. Mereka baru tahu setelah mendapat laporan dari teman atau keluarga bahwa akun WhatsApp-nya digunakan untuk meminta uang atau menyebarkan pesan aneh. Di sisi lain, kerugian finansial dan trauma psikologis menimpa mereka yang tertipu, karena merasa telah membantu orang terdekat, padahal malah menjadi korban penipuan.

Untuk melindungi diri dari modus ini, penting untuk tidak pernah membagikan kode OTP kepada siapa pun, bahkan jika permintaan itu tampaknya datang dari pihak resmi. WhatsApp sendiri secara tegas menyatakan bahwa mereka tidak pernah meminta kode verifikasi melalui pesan atau panggilan. Selain itu, pengguna juga disarankan mengaktifkan fitur verifikasi dua langkah (two-step verification) di aplikasi WhatsApp untuk memberikan lapisan perlindungan tambahan.

Tanda-tanda akun telah dikloning antara lain: tidak bisa masuk ke WhatsApp meski koneksi internet baik, muncul notifikasi bahwa akun sedang digunakan di perangkat lain, atau ada teman yang mengaku menerima pesan mencurigakan dari akun kita. Bila itu terjadi, segera hubungi pihak WhatsApp dan lakukan pemulihan akun sesegera mungkin.

Dalam situasi seperti ini, komunikasi dengan orang-orang terdekat sangat penting. Pastikan untuk mengonfirmasi langsung jika menerima permintaan yang tidak biasa, meskipun pesan itu terlihat datang dari nomor yang dikenal. Tindakan kecil seperti menelepon atau bertanya hal yang hanya diketahui bersama bisa menjadi kunci untuk memverifikasi kebenaran.

Penipuan melalui WhatsApp clone menjadi bukti nyata bahwa identitas digital sangat mudah dimanipulasi jika tidak dijaga dengan benar. Literasi digital dan kewaspadaan menjadi benteng utama dalam menghadapi kejahatan siber yang semakin canggih ini. Jangan mudah percaya, dan jangan pernah lengah meski pelaku menyamar sebagai orang terdekat sekalipun.

Example 468x60
Example 120x600
Example 468x60

Komentar