Example floating
Example floating
Example 728x250
Sosial dan UmumSPKT

Mengaku Petugas Donasi Online, Penipu Sasar Pengguna E-Wallet

8
×

Mengaku Petugas Donasi Online, Penipu Sasar Pengguna E-Wallet

Sebarkan artikel ini
Example 468x60

Di era digital yang serba cepat, kebaikan hati masyarakat sering kali disalurkan melalui jalur daring. Berbagai platform donasi online kini mempermudah siapa saja untuk berbagi kepada mereka yang membutuhkan—cukup lewat smartphone dan e-wallet, bantuan bisa terkirim hanya dalam hitungan detik. Sayangnya, kemudahan ini justru dijadikan celah oleh para penipu yang berpura-pura sebagai petugas donasi online dan menyasar pengguna e-wallet.

Modus ini dijalankan secara rapi dan meyakinkan. Pelaku biasanya menghubungi korban melalui pesan pribadi di media sosial, aplikasi chatting, atau bahkan langsung lewat panggilan telepon. Mereka mengaku berasal dari lembaga amal tertentu, menyebut nama program bantuan yang sedang berlangsung, dan menampilkan ajakan berdonasi dalam bentuk pesan yang menyentuh hati. Tak jarang mereka juga menyisipkan foto anak-anak kecil, bencana alam, atau rumah ibadah yang sedang dibangun.

CALL CENTER
Example 300x600
Kapolres Pangandaran

Yang membuat modus ini semakin efektif adalah penyebaran link e-wallet yang sudah mereka siapkan. Korban diarahkan untuk langsung mengklik tautan pembayaran, yang diatur dalam format QR code, tautan transfer, atau bahkan form donasi khusus. Karena sistem e-wallet bersifat instan, begitu uang dikirim, nyaris tidak ada jalan untuk menariknya kembali.

Untuk memperkuat citra mereka, penipu sering menyertakan logo yayasan, tanda tangan digital, dan testimonial palsu. Mereka juga mengaku bahwa program donasi ini sedang bekerja sama dengan lembaga resmi, bahkan kadang menyebut “sudah disetujui oleh pemerintah” atau “masuk daftar rekomendasi Kominfo”. Padahal semua itu hanya akal-akalan semata, dan rekening tujuan transfer adalah milik pribadi, bukan lembaga.

Korban yang tergugah dan tak sempat memverifikasi akan langsung mengirimkan donasi, merasa telah berbuat baik. Tapi kenyataannya, tidak ada penerima manfaat di balik kampanye tersebut. Yang ada hanya penipu yang menyebarkan pesan massal dan mengandalkan empati manusia sebagai sumber keuntungan.

Yang lebih berbahaya, penipuan ini sering menargetkan kalangan dermawan yang sudah sering berdonasi. Mereka mengincar data dari daftar publik, komunitas keagamaan, atau grup sosial, lalu membuat pesan yang seolah-olah personal. Misalnya: “Kak, kami lihat Kakak sering berdonasi di kegiatan sebelumnya. Kami butuh bantuan Kakak lagi untuk program anak-anak dhuafa minggu ini.” Kalimat seperti itu membangun kepercayaan dan menggiring korban untuk tidak berpikir dua kali.

Dalam beberapa kasus, pelaku juga meminta korban membagikan link donasi kepada orang lain, mengklaim bahwa semakin banyak yang ikut berdonasi, semakin besar dampak positifnya. Dengan cara ini, skema penipuan menjadi seperti rantai berantai—semakin meluas dan sulit dilacak.

Untuk menghindari menjadi korban, masyarakat perlu membekali diri dengan sikap kritis. Jangan pernah melakukan donasi hanya berdasarkan pesan pribadi dari nomor tak dikenal. Pastikan bahwa organisasi penggalang dana benar-benar terdaftar resmi, memiliki situs atau akun media sosial yang kredibel, dan menyediakan bukti laporan penggunaan dana.

Jangan mudah tergiur oleh pesan menyentuh hati atau foto yang menampilkan penderitaan. Penipu sangat tahu cara memainkan emosi. Selalu verifikasi link donasi yang diberikan, dan pastikan transfer dilakukan hanya ke rekening atau channel resmi yang sesuai dengan nama organisasi.

Jika perlu, masyarakat bisa memanfaatkan platform donasi terpercaya yang sudah terverifikasi dan memiliki mekanisme laporan publik. Jangan pernah membagikan kode OTP, PIN, atau akses e-wallet kepada siapapun—bahkan jika mereka mengaku sebagai petugas dari lembaga terkenal.

Berbuat baik memang sangat penting, tetapi melakukannya dengan aman dan bijak adalah bentuk tanggung jawab. Di tengah meningkatnya kejahatan digital, niat baik harus dilindungi dengan kewaspadaan. Jangan sampai kemurahan hati menjadi celah bagi penipuan yang berkedok amal, karena yang merugi bukan hanya dompet, tetapi juga semangat untuk berbagi.

Example 468x60
Example 120x600
Example 468x60

Komentar